Rabu, 02 Desember 2015

MEMPELAJARI KITAB SABITUL QULUB










A. Sejarah Sabitul Qulub
 dengan Thareqat Sammaniyah (Buya Bonjol)


       Risalah SabitulQulub dikalangan Sammaniyah, yang diterjemahkan oleh Almarhum Syekh Muda Abdul Kadim Balubus Sulukiyah Payakumbuh beliau murid dari Syekh Abdurrahman Al-Kholidiy ibnu Al-Khatib Alim Kamengowiyah Khafarallohu Lahhu Wana-Ww
aradhrihahu. Untuk mempelajari, sebagaimana menetapkan Hati dan menolak keraguan bagi yang mengamalkan Wirid Almarhum....

Dan Risalah SabitulQulub ini, dipelajari oleh cucunya Syekh Muchtar dengan gelar Angku Tanjung, atau Syekh Haji Ibrahim Tanjung Bonjol atau lebih populer dikalangan Thareqat Sufi (tasawuf) dengan gelar Buya Bonjol dari Senad Thareqat Sammaniyah. Dan beliau mempelajari dan mengajari serta mengamalkan Wirid-wirid Sykeh Muda Abdul Kadim Balubus Sulukiyah dari Payakumbuh (sumbar). Tidaklah dengan cara mempelajari, atau tidaklah dipakai bagi orang yang belum mengenal wirid-wirid ini. Seperti Wanafaani Waiyakum, kitab ke-Tujuh dari kalangan Thareqat Sammaniyah yang dicetak
 di United (paris-penang). 5 Muharram 1374 H              Cetakan tersebut mengenai tentang : "Berzikirlah Kamu Kepada Allah, Disaat Waktu Kamu Berdiri, Duduk dan Berbaring". Thareqat ini senantiasa melakukan Ibadah kepada Allah swt pada Lahir (Dzhiriyah) maupun Jiwa (Bathiniyah). TanwirulQulub no.512


Bismillah-hirrahman-nirrahim
       Segala puji bagi Allah yang telah Mewajibkan Bertaubat dan Mengharamkan Kejahatan. Dan Aku Naik Saksi, Bahwa Tiada Tuhan Selain Allah, Dan Aku Naik Saksi, Bahwa Sayyidina Muhammad Benar Hamba-Nya dan Rasul-Nya Yang Sebaik Makhluk Pilihan. Dan atas sekalian Sahabat dan Keluarga serta Umat-Nya yang Baik dan Mulia.
Kemudian, maka adanya Risalah SabitulQulub ini, ialah bagi yang menetapkan Hati dan menolak keraguan-keraguan tentang mengamalkan Wirid-wirid dan Dzikir-zikir Allah swt dan Ayat-ayat Tuhan (Al-Qur'an) dan Sabda-sabda Rasul (Al-Sunnah), yang ditakhsiskan dengan pengamalan. Yang dari padanya telah menerangkan tentang tata cara mengamalkannya dari yang Faedah sampai yang Haqq'. Dari perkataan Ahli Suffiyah tentang menyatakan Adab dan Syarat-syarat Dzikirrullah (zikir kepada Allah) dan Wasillah (silsilah), hingga sampai kepada Rasulallah saw, dan Para Ahlul Bait-Nya. Hendaklah diTela'ah yang mana Haqq' dan yang Bathil oleh Sykeh Mudo Abdul-Kadim Balubus Sulukiyah Payakumbuh. Kepada Allah swt  saya meminta, agar ia akan memberikan Manfaat dan Jalan Ma'rifat. Dan hendaklah dijadikan semata-mata karena Allah Yang Maha Mulia Lagi Kuasa, maka tiada daya dan upaya hanyalah selain Allah swt.
   

Alasan Istighfar dan Dzikir Nafi-Itsbat (LA-ILAHA-ILLA-ALLAH)
      
       Yaitu, didalam Al-Qur'an nul-karim Allah berfirman : 

"Ketahuilah olehmu bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah, dan memohonlah engkau kepada Tuhan untuk minta
 ampun bagi dosamu, bagi orang mukmin dan mukminat. Dan adalah Allah mengetahui tentang perpindahan kamu dan tempat kamu". (QS. Muhammad ayat 508)

"Bertaubatlah kamu kepada Allah sebagai Taubat Nasuha". (QS. Al-Tahrim ayat 506)

Alasan Taubat Menurut Hadist
       Yaitu, telah diriwayatkan oleh Abu Huraira ra, Beliau bersabda dari Kitab firman Allah : "Orang yang Taubat itu adalah, orang yang tiada dosa baginya". (QS. Al-Quryasi ayat 53)

Dan Kitab Al-Sunnah, yang telah diriwayatkan oleh Annas bin Malik ayat 3 :
"
Bertaubatlah kamu kepada Allah, dan akan Aku berikan taubatnya pada setiap hari sebesar Seratus kali banyaknya"
Alasan Sholawattullah
       Yaitu, didalam Al-Qur'an. Allah swt telah berfirman :

"Wahai Orang-orang yang ber-Iman, sembahyanglah kamu dan memberi Salam atas-Nya". (QS. Al-Ahzab ayat 384)


Dan dari Kitab Hadist, telah diriwayatkan oleh Mandah ibnu Jabir, sabda Rasulallah saw :
"Barangsiapa yang telah ber-Sholawat pada setiap hari, maka seratus kali banyaknya akan disampaikan kepada Allah. Maksudnya, 70 diantaranya
 akhirat kelak dan 30 lagi diatas bumi". 

Demikian pula dengan sabda Nabi Muhammad yang diriwayatkan oleh Al-Malaki dari sebuah Kitab Al-Makaik dari ketiga Hadist yang diambil dari pada Kitab Khazinatulasrar ayat 176 :
"Barangsiapa yang telah melakukan ber-Sholawat atas diri-Ku, akan ber-Sholawat oleh Malaikat atas diri-Nya akan ber-Sholawat oleh Allah atas diri-Nya. Dan barangsiapa yang telah ber-Sholawat oleh Allah atas diri-Nya, akan ber-Sholawat oleh segala sesuatu atas diri-Nya, baik yang ada diatas (langit, lautan, kayu, tumbuhan, hewan dan binatang).
Alasan Rabbitah
      
       Adapun hakekat Rabbitah ialah, sebagai jenjang untuk naik titian keseberang (ibadah), yaitu dilafazkan dengan ucapan "Allah-hu-akbar" itu ialah Tuhan-Allah Azza wa Jalla. Dan begitu juga halnya rukun dzikir yang Tujuh, yaitu : Dzikir Tawaf, Dzikir Nafi-Itsbat, Dzikir Itsbat Faqat, Dzikir Ismu Dzat, Dzikir Taraqqi, Dzikir Tanazul, Dzikir Ismu Ghoib. Ke-Tujuh Dzikir ini diNafikan kedalam Sholat, yang semata-mata hanyalah Nama Allah saja, dan dimana dibacakan Nama maka dikenallah yang punya Nama. Insya Allah, kita akan mengenal diri kita yang sebenar diri serta kita tahu betul bagaimana kita mengamalkannya tentang Hakekatnya.

Adapun cara Rabbitah itu adalah dengan Tiga Kafiatnya :

1. Rabbitah Ruhaniah, yaitu pengajaran dari Guru atau Uli-Amrinya.
2. Rabbitah Nurraniah, yaitu pemberian langsung dari Allah swt atau Laduni.
3. Rabbitah Jasmaniah, yaitu pemberian Tuhan-Allah atau Hikmah.

Adapun yang dimaksud disini dengann Rabbitah Ruhaniyah itu ialah Rabbitah itu sabit adanya bagi manusia, baik ia seorang Salik ataupun tidak. Alasan Rabbitah itu yang terkandung didalam Al-Qur'an nu-karim ialah : "Wahai Orang-orang yang beriman, takutlah kamu kepada Allah. Dan Tuntutlah Wasilah kepadanya dan berjihadlah kamu kepadan-Nya, semoga kamu orang yang beruntung". (QS. Al-Maidah ayat 103) 

Surat Qur'an nur-karim diatas, telah diriwayatkan oleh Annas bin Malik ra dari sabdanya Nabi saw. Dan dari Kitab Al-Sunnah, telah diriwayatkan oleh Abu Huraira ra dari sabda Nabi saw, tentang Rabbitah Ruhaniyah : 

"Bahwa Allah menyukai bila ada seorang Hamba-Nya yang ber-Ikhtiar (berusaha) untuk mencari barang yang Halal". dan "Bila kamu mendatangi perkuburan itu dengan sebutan jangan  mengatakan Tiggallah". Dan ada didalam suatu Sejarah (kabar), yaitu : "Bila kamu ada merasakan keraguan didalam suatu hal, maka hendaklah kamu meminta pertolongan dari Orang-orang yang pengisi kubur itu". Dan didalam suatu Hadist : "Janganlah kamu mengatakan bahwa Orang-orang terbunuh dijalan Allah itu akan mati, tetapi bahkan mereka adalah hidup selama-lamanya. Sedangkan kamu tiada mengetahuinya. (Ash-Shahifatussifa no.11 leret 20)

 Sesungguhnya diantara manusia itu ada beberapa kunci, bila dilihatnya ingatlah mereka itu kepada Allah swt. Dan sesungguhnya kita pun melihat keadaan daripada diri kita melalui Dzikirrullah (zikir kepada Allah). Diantara Orang-orang yang Salik itu akan takut kepada Tuhan-Nya, dan mereka pun sesungguhnya Para Imam Syuhada. Dan ingatlah kita semua akan Tuhan-Nya, da
n hendaklah kita  beriman bersama Orang-orang yang benar juga Zuhud.



B. Khutbah Sifat 20Sabda Nabi Muhammad saw Kepada Umat nya ialah:

Sataftarihu ummati ba'da tsalatsa wasab'ina firqotan kulluhum pinnaar ila wahida. Fafilla wamatilka illa wahidata yaa Rasulallah ? Faqqola Nabiyyu saw ,allatii ana'alaiha wa'as habbihi. 

Yang Artinya ialah :
 Nanti, pada suatu masa, umatku setalah-Ku, mereka berpecah-belah menjadi 73 golongan (firqoh) semuanya akan masuk neraka kecuali yang satu. Sahabat bertnya : "Mana yang satu itu Ya Rasulallah" ?   Maka telah berkata nabi saw, Orang-orang yang seperti Aku dan orang-orang yang seperti Sahabat-Ku.



Keterangan sabda Nabi Muhammad saw diatas, telah kita pahami. Bahwa Nabi Muhammad saw tidak menunjuki golangan Syi'ah (Ahlul Bait) dan golangan Sunni (Ahlusunnah Wal-Jama'ah). Dan semua akan masuk nerakanya Allah swt, maka sekiranya kita tahu akan kebenaran-kebenaran Hukum Allah dan Sunnah-Nya Muhammad. 

Apabila kita ber-Tauhid tanpa ber-Syari'at, maka kita akan sesat dan sebaliknya, apabila kita ber-Syari'at tanpa ber-Tauhid maka kita kafir jindik. Maka dari itu, jadilah kita Ahli ke-Tuhanan dengan mempelajari dan mengajari Ilmu-Ilmu Allah swt dengan ber-Syari;at dan ber-Tauhid., maka kita akan dapat memahami arti Hakekat yang sebenarnya. Amin.... Amin.... Amin Yaa Rabbal'alamin.


Disini kita akan membahas tentang Sifat Dua Puluh (20) :


Bismillah-Hirrohman-Nirohim : "Fahazihithorikat Ahlul Sunnah Wal-Jamma'ah Wa Ma'Rifatullah Wahuma Rasullihi.
 Wa Qolla Ma'riattuna Wama Zamman Thorikat Wahuwa Jahillu-Dholin". 

Yang artinya:
 Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang : "Inilah jalan Ahli Sunnah Wal-Jamma'ah dan Ma'rifat kita kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan Barangsiapa yang menyengkal jalan Allah dan Rasul-Nya, maka mereka itulah orang-orang Jahiliyah yang amat sesat dan buruk.

      Hakekat Ahli Sunnah Wal-Jamma'ah dan Marifat, yang kita bawa balik ke negeri akhirat pada tempat asal mula jadi kita mengahadap kepada wajah Tuhan-Nya. Maka Tatkala berkatalah Para Ulama, Hakekat sifat  yang Dua Puluh ini yang melepaskan kebinasaan kita didalam negeri Akhirat di padang Mahsar. Maka sempurnalah Ma'rifat kita kalau kita mengenal sifatnya Muhammad yang Esa lahi Kuasa, Dan memandanglah kita kepada Tuhan kita dengan pandangan nikmat yang dari Tuhan. Maka tidaklah didalam ber-Jihad yang enam dan tiada rupanya,maka Lima Ratus tahun merasa nikmat berada disisi Tuhan-Nya. Wahai segala Kaum Muhammad Syi'ah maupun Sunni, kalau tiada mengetahui Hakekat yang sebenarnya disifat Dua Puluh, maka kita tidak lepas halnya didalam Neraka Fathul Azhim yang amat besarlah azab-Nya Allah swt. Dan diantara beberapa anak-anak ora
 ng islam yang tidak mengetahui Hakekat Sifat Dua Puluh ini, maka kekallah ia didalam Neraka Jahim (neraka jahanam). Dan barangsiapa menyebut nama Tuhan-Nya serta orang yang punya nama  Rabb-Nya, maka runtuhlah Dosa seisi rumahnya, dan tidaklah berdosa pula kedua Ibu dan Bapaknya apabila kita mempelajari serta mengamalkan Ilmu yang dipelajari.

Sesuai dengan Hadist Rasulallah saw ia berkata : "Apabila mati salah seorang anak cucu Adam As, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yang bisa mengangkat anak cucu Adam didalam Barzah antara lain : 1. Sadeqahtul Zahriyah, 2. Ilmu yang bermanfaat, 3. Anak yang Sholeh yang mendo'akan kedua Ibu-Bapaknya". (H.R. Imam Muslim). dan "Amalan seorang Hamba yang paling pertama kali dihisap diYaumil Akhir (alam akhirat) adalah Sholatnya, jika Sholatnya baik dan benar maka baik pula seluruh amalannya dan jika Sholatnya rusak, maka rusaklah seluruh amalannya". (H.R. Ath-Thabarani).

      Demikianlah pahala Hakekat orang yang mempelajari Ilmu Sifat Dua Puluh, bila kita timbang berat seisi Bumi dan Langit, maka lebih berat lagi pahala yang mempelajari Ilmu Sifat Dua Puluh. Wahai segala Kaum Umat Muhammad saw, berpegang tuguhlah atas pedoman yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw diakhir zaman ini dan untuk kita bawa balik kenegeri akhirat.


Adapun Sifat Yang Wajib Kita Ketahui Bagi Allah Ta'ala, Yaitu :

1. Wujud - (ada)
2. Qidam - (sedia)

3. Baqo' - (kekal)
4. Mu'kholifatuhu Lilhawadis - (bersalah-salahan dengan yang baharu)
5.Qiamuhu Binafsih - (berdiri sendiri)
6. Wahdaniat - (satu saja)
7. Qodrat - (kuasa)
8. Iradat - (berkehandak)
9. 'Ilmu - (tahu)
10. Hayat - (hidup)
11. Sama' - (mendengar)
12. Basyhar - (melihat)
13. Qalam - (berkata)
14. Qoridun - (yang berkuasa)
15. Maridun - (yang berkehendak)
16. 'Alimun - (yang mengetahui)
17. Haiyun - (yang hidup)
18. Sami'un - (yang mendengar)
19. Basyhirun - (yang melihat)
20. Mu'takalimun - (yang berkata-kata)


Adapun yang sifat Dua Puluh itu terbagi menjadi Empat bagian antara lain :

1. Sifat Nafsiyah, yakni sifat diri-Nya Allah,  tergolong Satu sifat yaitu Wujud.

2. Sifat Salbiyah, yakni sifat yang melazimi sifat Nafsiyah, mefaikan segala sesuatu yang tiada patuh bagi Zat, tergolong Lima sifat yaitu Qidam, Baqo', Mu'kholafatuhu Lilwahadis, Qiamuhu Binafsih, Wahdaniat.

3. Sifat Ma'ani, yakni sifat berdiri atas sifat Zat yang tiada bercerai dengan Zat-Nya, tergolong Tujuh sifat yaitu Qodrat, Iradat, 'Ilmu, Hayat, Sama', Basyhar, Qalam.

4. Sifat Ma'nawiyah, yakni sifat yang melazimi sifat Ma'ani, tergolong Tujuh sifat yaitu Qoridun, Maridun,'Alimun, Sami'un, Basyhirun, Mu'takallimun.


Dan diantara Sifat-Sifat yang Dua Puluh dengan yang Empat tadi, terbagai menjadi Dua bagian :

1. Sifat Istighana' yakni sifat yang asalnya dari kayanya Allah swt, adapun yang terkandung didalam sifat Istighana itu ada Sebelas Sifat yaitu : 
* Yang keluar dari pada sifat Nafsiyah itu hanya Satu sifat saja yaitu Wujud.
* Yang keluar dari sifat Salbiyah itu hanya Empat sifat saja yaitu Qidam, Baqo', Mu'kholafatuhu-lilhawadis, Qiamuhu binafsih.
* Yang keluar dari pada sifat Ma'ani itu hanya Tiga sifat saja yaitu Sama', Basyhar, Qalam.
* Yang keluar dari pada sifat Ma'nawiyah itu hanya Tiga sifat juga yaitu Sami'un, Basyhirun, Mu'takallimun.

2. Sifat Iftiqhor, yakni sifat yang asalnya dari kehendak Allah swt, adapun yang terkandung didalam Sifat Iftiqhor itu ada Sembilan Sifat yaitu :
* Yang keluar dari pada sifat Salbiyah itu hanya Satu sifat yaitu Wahdaniat.
* Yang keluar dari pada sifat Ma'aini itu hanya Empat sifat yaitu Qodrat, Iradat, 'Ilmu, Hayat.
* Yang keluar dari pada sifat Maknawiyah itu hanya Empat sifat yaitu Qoridun, Maridun, 'Alimun, Haiyun.


Adapun Sifat Yang Dua Puluh Atau Sifat Yang Empat Atau Sifat Yang Dua Itu, Terhimpun Pada Kalimah : "LA ILAHA ILLA-ALLAH"




Adapun Kalimah LA ILAHA ILLA-ALLAH itu terbagi atas Empat Kalimah antara lain :
* Kalimah LA, yakni Kalimah NAFI namanya. Adapun yang terkandung didalam Kalimah LA itu Lima Sifat adanya yaitu : 
1. Yang keluar dari pada sifat Nafsiyah yaitu sifat Wujud.
2. Yang keluar dari pada sifat Salbiyah yaitu sifat Qidam, Baqo', Mu'kholafatuhu-Lilhawadis, Qiyamuhu Binafsih.
Maka nyatalah yang terkandung didalam Kalimah LA itu Lima Sifat adanya.

* Kalimah ILAHA, yakni Kalimah Di-NAFI-Kan namanya. Adapun yang terkandung didalam Kalimah ILAHA itu Enam Sifat antara lain :
1. Yang keluar dari pada sifat Ma'ani yaitu sifat Sama', Basyhar, Qalam.
2. Yang keluar dari pada sifat Ma'nawiyah yaitu sifat Sami'un, Basyhirun, Mu'takallimun.
Maka nyatalah yang terkandung didalam Kalimah ILAHA itu Enam Sifat.

* Kamilah ILLA, yakni Kalimah ITSBAT namanya, adapun yang terkandung didalam Kalimah ILLAH itu Empat Sifat antara lain : 
1. Yang keluar dari pada sifat Ma'ani yaitu sifat Qodrat, Iradat, 'Ilmu, Hayat.
Maka nyatalah yang terkandung didalam Kalimah ILLAH itu Empat Sifat.

* Kalimah ALLAH, yakni Kalimah Di-ITSBAT-Kan namanya. Adapun yang terkandung didalam Kalimah ALLAH itu Lima Sifat antara lain :
1. Yang keluar dari pada sifat Salbiyah yaitu Wahdaniat.
2. Yang keluar dari pada sifat Ma'nawiyah yaitu Qoridun, Maridun,'Alimun, Haiyun.
Maka nyatalah yang terkandung didalam Kalimah ALLAH itu Lima Sifat.

"Adapun Kalimah (LA ILAHA ILLA-ALLAH) Itu Hendaknya Diketahui : "Kalimah NAFI dan Kalimah ITSBAT itu menafikan alam ini. Di-ITSBAT-Kan kedalam Zat-Nya Allah swt yang Qadim lagi Baqo', yang tiada dapat diawasi atau diraba dan tiada dapat dilihat pula oleh panca indera penglihatan yang lima atau anggota tubuh yang tujuh itu dan tiada seumpama jua-pun".

Merasionalkan Aqidah Sifat Dua Puluh



20 Sifat Wajib Bagi Allah:

  1. Wujud artinya Ada
  2. Qidam artinya Terdahulu
  3. Baqa artinya Kekal
  4. Mukhalafatuhu lilhawadits artinya Tidak sama dengan Makhluk
  5. Qiyamuhu Binafsihi artinya tidak berhajat kepada Makhluk-Nya
  6. Wahdaniyah artinya Esa,Tunggal
  7. Qudrat artinya Kuasa
  8. Iradat artinya Berkehendak
  9. Ilmu artinya Mengetahui
  10. Hayat artinya Hidup
  11. Sama' artinya Mendengar
  12. Bashar artinya Melihat
  13. Kalam artinya Berkata-kata
  14. Kaunuhu Qodirun artinya Keadaannya yang Kuasa
  15. Kaunuhu Muridun artinya Keadaannya yang Berkehendak
  16. Kaunuhu 'Alimun artinya Keadaannya yang Mengetahui
  17. Kaunuhu Hayyun artinya Keadaannya yang Hidup
  18. Kaunuhu Sami'un artinya Keadaannya yang Mendengar
  19. Kaunuhu Bashirun artinya Keadaannya yang Melihat
  20. Kaunuhu Muttakallimun artinya Keadaannya yang Berkata-kata.

20 Sifat Mustahil Bagi Allah:
  1. 'Adam artinya Tiada
  2. Huduts artinya Baru (ada mempunyai permulaan)
  3. Fana artinya Binasa (ada mempunya kesudahan)
  4. Muamasyalatuhu lilhawadits artinya Bersamaan Allah bagi segala yang baru
  5. Al-layakuna Qaiman Binafsihi artinya Tiada berdiri Allah dengan sendirinya (berhajat kepada makhluk)
  6. At-Ta'addut artinya Berbilang-bilang / banyak (dua,tiga dst.)
  7. Al-Ajzazu artinya Lemah
  8. Al-Karahatu artinya Tertegah (tidak bisa menentukan)
  9. Al-Jahlu artinya Bodoh / Tidak mengetahui
  10. Al-Mautu artinya Mati
  11. Ash-shamamu artinya Tuli
  12. Al-'Amaa artinya Buta
  13. Al-Bakamu artinya Bisu
  14. Kaunuhu 'Aajizun artinya Keadaannya yang Lemah
  15. Kaunuhu Mukhrohun artinya Keadaannya yang Terpaksa
  16. Kaunuhu Jaahilun artinya Keadaannya yang Bodoh
  17. Kaunuhu Mayitun artinya Keadaannya yang Mati
  18. Kaunuhu Ash-shamun artinya Keadaanya yang Tuli
  19. Kaunuhu 'Amaa artinya Keadaannya yang Buta
  20. Kaunuhu Abkamun artinya Keadaannya yang Bisu.

Dalam aqidah Ahlussunnah Wal-Jama’ah ada konsep sifat 20 yang wajib bagi Allah. Konsep ini sangat populer dan harus diketahui oleh setiap orang Muslim. Akhir-akhir ini ada sebagian kelompok yang mempersoalkan sifat 20 tersebut dengan beberapa alasan, antara lain alasan tidak adanya teks dalam al-Qur’an dan hadits yang mewajibkan mengetahui sifat 20. Bahkan dalam hadits sendiri diterangkan bahwa nama-nama Allah (al-Asma’ al-Husna) jumlahnya justru 99. Dari sini muncul sebuah gugatan, mengapa sifat yang wajib bagi Allah yang harus diketahui itu hanya 20 saja, bukan 99 sebagaimana yang terdapat dalam al-Asma’ al-Husna? Sebagaimana yang sering dilontarkan oleh seorang tokoh Wahhabi di Radio lokal.

Para ulama Ahlussunnah Wal-Jama’ah dalam menetapkan konsep sifat 20 tersebut sebenarnya berangkat dari kajian dan penelitian yang mendalam. Ada beberapa alasan ilmiah dan logis yang dikemukakan oleh para ulama tentang latar belakang konsep wajibnya mengetahui sifat 20 yang wajib bagi Allah, antara lain:

Pertama, setiap orang yang beriman harus meyakini bahwa Allah SWT wajib memiliki semua sifat kesempurnaan yang layak bagi keagungan-Nya. Ia harus meyakini bahwa Allah mustahil memiliki sifat kekurangan yang tidak layak bagi keagungan-Nya. Ia harus meyakini pula bahwa Allah boleh melakukan atau meninggalkan segala sesuatu yang bersifat mungkin seperti  menciptakan, mematikan, menghidupkan dan lain-lain. Demikian ini adalah keyakinan formal yang harus tertanam dengan kuat dalam hati sanubari setiap orang yang beriman.

Kedua, para ulama Ahlussunnah Wal-Jama’ah sebenarnya tidak membatasi sifat-sifat kesempurnaan Allah dalam 20 sifat. Bahkan setiap sifat kesempurnaan yang layak bagi keagungan Allah, sudah barang tentu Allah wajib memiliki sifat tersebut, sehingga sifat-sifat Allah itu sebenarnya tidak terbatas pada 99 saja sebagaimana dikatakan al-Imam al-Hafizh al-Baihaqi:

وَقَوْلُهُ J: « إِنَّ للهِ تِسْعَةً وَتِسْعِيْنَ اِسْمًا » لاَ يَنْفِيْ غَيْرَهَا ، وَإِنَّمَا أَرَادَ وَاللهُ أَعْلَمُ أَنَّ مَنْ أَحْصَى مِنْ أَسْماَءِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ تِسْعَةً وَتِسْعِيْنَ اِسْمًا دَخَلَ الْجَنَّةَ.
Sabda Nabi J: “Sesungguhnya Allah memiliki sembilan puluh sembilan Nama”, tidak menafikan nama-nama selainnya. Nabi J hanya bermaksud –wallahu a’lam-, bahwa barangsiapa yang memenuhi pesan-pesan sembilan puluh sembilan nama tersebut akan dijamin masuk surga. (al-Baihaqi, al-I’tiqad ‘ana Madzhab al-Salaf, hal. 14).

Pernyataan al-Hafizh al-Baihaqi di atas bahwa nama-nama Allah SWT sebenarnya tidak terbatas dalam jumlah 99 didasarkan pada hadits shahih:

عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ، قَالَ، قَالَ رَسُوْلُ اللهِ J: اللَّهُمَّ إِنِّيْ عَبْدُكَ … أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِيْ، وَنُوْرَ بَصَرِيْ، وَجَلاَءَ حَزَنِيْ، وَذَهَابَ هَمِّيْ.
Ibn Mas’ud berkata, Rasulullah J bersabda: “Ya Allah, sesungguhnya aku hamba-Mu… Aku memohon dengan perantara setiap Nama yang Engkau miliki, baik Engkau namakan Dzat-Mu  dengan-Nya, atau Engkau turunkan nama itu dalam kitab-Mu, atau Engkau ajarkan kepada salah seorang di antara makhluk-Mu, dan atau hanya Engkau saja yang mengetahui-Nya secara ghaib, jadikanlah al-Qur’an sebagai taman hatiku, cahaya mataku, pelipur laraku dan penghapus dukaku.” (HR. Ahmad, Ibn Hibban, al-Thabarani dan al-Hakim).

Ketiga, para ulama membagi sifat-sifat khabariyyah, yaitu sifat-sifat Allah yang terdapat dalam al-Qur’an dan hadits seperti yang terdapat dalam al-Asma’ al-Husna, terbagi menjadi dua. Pertama, Shifat al-Dzat, yaitu sifat-sifat yang ada pada Dzat Allah SWT, yang antara lain adalah sifat dua puluh. Dan kedua, Shifat al-Af’al, yaitu sifat-sifat yang sebenarnya adalah perbuatan Allah SWT, seperti sifat al-Razzaq, al-Mu’thi, al-Mani’, al-Muhyi, al-Mumit, al-Khaliq dan lain-lain. Perbedaan antara keduanya, Shifat al-Dzat merupakan sifat-sifat yang menjadi Syarth al-Uluhiyyah, yaitu syarat mutlak ketuhanan Allah, sehingga ketika Shifat al-Dzat itu wajib bagi Allah, maka kebalikan dari sifat tersebut adalah mustahil bagi Allah. Sebagai contoh, misalhnya ketika Allah SWT bersifat baqa’ (kekal), maka Allah SWT mustahil bersifat kebalikannya, yaitu fana’.

Dari sini para ulama menetapkan bahwa Shifat al-Dzat ini bersifat azal (tidak ada permulaan) dan baqa’ (tidak berakhiran) bagi Allah. Hal tersebut berbeda dengan Shifat al-Af’al. Ketika Allah memiliki salah satu di antara Shifat al-Af’al, maka kebalikan dari sifat tersebut tidak mustahil bagi Allah, seperti sifat al-Muhyi (Maha Menghidupkan) dan kebalikannya al-Mumit (Maha Mematikan), al-Dhar (Maha Memberi Bahaya) dan kebalikannya al-Nafi’ (Maha Memberi Manfaat), al-Mu’thi (Maha Pemberi) dan kebalikannya al-Mani’ (Maha Pencegah) dan lain-lain. Di samping itu para ulama juga mengatakan bahwa Shifat al-Af’al itu baqa’ (tidak berakhiran) bagi Allah, namun tidak azal (ada permulaan).

Dari sini dapat kita memahami, kekeliruan pernyataan Nurcholis Madjid beberapa tahun yang lalu, bahwa untuk saat ini sifat Rahmah Allah mestinya lebih layak ditekankan untuk diketahui dari pada yang lain. Karena pernyataan ini berangkat dari ketidakpahaman Nurcholis terhadap konsep Shifat al-Dzat yang menjadi Syarth al-Uluhiyyah (syarat ketuhanan) dan Shifat al-Af’al yang bukan Syarth al-Uluhiyyah.

Keempat, dari sekian banyak Shifat al-Dzat yang ada, sifat dua puluh dianggap cukup dalam mengantarkan seorang Muslim pada keyakinan bahwa Allah memiliki segala sifat kesempurnaan dan Maha Suci dari segala sifat kekurangan. Di samping substansi sebagian besar Shifat al-Dzat yang ada sudah ter-cover dalam sifat dua puluh tersebut yang ditetapkan berdasarkan dalil al-Qur’an, sunnah dan dalil ‘aqli.

Kelima, sifat dua puluh tersebut dianggap cukup dalam membentengi akidah seseorang dari pemahaman yang keliru tentang Allah SWT. Sebagaimana dimaklumi, aliran-aliran yang menyimpang dari faham Ahlussunnah Wal-Jama’ah seperti Mu’tazilah, Musyabbihah (kelompok yang menyerupakan Allah SWT dengan makhluk), Mujassimah (kelompok yang berpendapat bahwa Allah memiliki sifat-sifat makhluk), Karramiyah dan lain-lain menyifati Allah dengan sifat-sifat makhluk yang dapat menodai kemahasempurnaan dan kesucian Allah. Maka dengan memahami sifat wajib dua puluh tersebut, iman seseorang akan terbentengi dari keyakinan-keyakinan yang keliru tentang Allah. Misalnya ketika Mujassimah mengatakan bahwa Allah itu bertempat di Arsy, maka hal ini akan ditolak dengan salah satu sifat salbiyyah  yang wajib bagi Allah, yaitu sifat qiyamuhu binafsihi (Allah wajib mandiri).

Ketika Musyabbihah mengatakan bahwa Allah memiliki organ tubuh seperti tangan, mata, kaki dan lain-lain yang dimiliki oleh makhluk, maka hal itu akan ditolak dengan sifat wajib Allah berupa mukhalafatuhu lil-hawadits (Allah wajib berbeda dengan hal-hal yang baru). Ketika Mu’tazilah mengatakan bahwa Allah Maha Kuasa tetapi tidak punya qudrat, Maha Mengetahui tetapi tidak punya ilmu, Maha Berkehendak tetapi tidak punya iradat dan lain-lain, maka hal itu akan ditolak dengan sifat-sifat ma’ani yang jumlahnya ada tujuh yaitu qudrat, iradat, ilmu, hayat, sama’, bashar dan kalam. Demikian pula dengan sifat-sifat yang lain.




C. Rukun Sholat yang 13

Kita tahu, bahwa Rukun Islam hanya ada Lima perkara yaitu :

1. Syahadat.
2. Sholat.
3. Puasa.
4. Zakat.
5. Haji.

Menurut kaum Muslimin, bahwa Sholat adalah tiang Agama. Dan bagi siapa yang tidak menegakkan Sholat, ia pasti telah ingkar kepada Allah swt dan keluar dari Islam. Maka dari pada itu, bergegaslah kita untuk menunaikan Sholat Lima Waktu sehari-semalam yang keseluruhannya itu hanya ada Tujuh-Belas (17) Raka'at. Nah, disini kami akan kupas Rukun Sholat yang wajib diamalkan bagi kaum yang mau mempelajarinya. 

Adapun Rukun Sholat Itu Hanya Ada Tiga-Belas (13) Perkara :

1. Niat
2. Tegak Berdiri
3. Takbir-rattul Ihram
4. Membaca Al-Fatihah
5. Ruku'u
6. I'Tidal
7. Sujud
8. Duduk Antara Dua Sujud
9. Duduk Tahyat
10. Membaca Tahyat
11. Sholawat Atas Nabi saw
12. Salam Yang Pertama
13. Tertib
(Tertib Artinya Disini Adalah  Yang Wajib Didahulukan, dan Yang Sunnah Dibelakangkan Setelah Yang Wajib)

Adapun Rukun Sholat Yang Tiga-Belas (13) Itu Terbagi Atas Tiga (3) Bagian :


1. Rukun Qolbi (hati)

2. Rukun Qouli (Lisan)

3. Rukun Fiq'Li (Dzahir)
1. Rukun Qolbi ialah, rukun yang diperbuat oleh Hati. Adapun yang terkandung oleh Rukun Qolbi itu hanya ada dua perkara saja, yakni Niat dan Tertib.

2. Rukun Qouli ialah, rukun yang diperbuat oleh Lisan atau Lidah. Adapun yang terkadung oleh Rukun Qouli itu hanya Lima perkara saja, yakni Takbir-rattul Ihram, Membaca Al-Fatihah, Membaca Tahyat, Sholawat Atas Nabi saw dan Salam Yang Pertama.

3. Rukun Fiq'Li
 ialah, rukun yang diperbuat oleh Dzahir atau Anggota Tubuh. Adapun yang terkandung oleh Rukun Fiq'Li itu hanya Enam perkara saja,  Tegak Berdiri, Ruku'u, I'Tidal, Sujud, Duduk Antara Dua Sujud dan Duduk Tahyat atau Duduk Akhir.


Adapun didalam Rukun Sholat yang Tiga-Belas itu atau Rukun Qolbi, Qouli dan Fiq'Li itu, terhimpun pada : Qosad, Ta'Rod dan Ta'Yin.

1. Qosad dalam artian, yang menjaga akan Sholat-Nya.

2. Ta'rod dalam artian, yang menyatakan Fardhu-Nya (wajibnya).

3. Ta'yin dalam artian, yang menetukan Waktu-Nya.

Adapun Qosad, Ta'rod dan Ta'yin itu terpadau pada bagian Kalimah yang Delapan-Belas (18) huruf antara lain Kalimah : "ALIF-LAM-LAM-HA dan ALIF-KA-BA-RA" yang di-Sir atau di-Nafi-kan dalam Kalimah "ALLAH-AKBAR" yang ditarik nafas seraya ucapan yang panjang "ALLAH" dan lepaskan perlahan nafas tadi dengan ucapan "HU"
 dengan turut disertai "AKBAR". Itulah yang disebut Takbir-rattul Ihram Kalimah Yang Delapan-Belas dengan Lafaznya "ALLAH-HU-AKBAR".

Jika kita hendak melakukan Persembahan atau Sholat karena Allah Ta'ala, kita harus lebih dahulu dan meneliti Enam (6) perkara dalam Sholat kita. Yang Enam perkara itu antara lain ialah : 

1. Siapa Yang Menyembah?, dalam artian Diri yang sebenarnya Diri.

2. 
Siapa Yang Disembah?, dalam artian Zat-Nya Allah swt.

3. Apa Yang Dipersembahkan?, dalam artian Rukun Sholat yang Tiga-Belas.

4. Dimana Tempat Mempersembahkan?, dalam artian bilamana tempat itu yang tidak menyerikatkan Allah swt.

5. Bilaman Waktu Mempersembahkan?, dalam artian apabila telah masuknya Waktu yang Lima.

6. Kemana Kembali Sembah?, dalam artian kepada Allah yang Qadim lagi Baqo'.

Adapun didalam Sholat itu, pada ke-Sempurna-an Hakekatnya ialah Takbir-rattul Ihram itu. Dan Hakekat kesempurnaan Sholat itu hanya terdiri menjadi Empat (4) bagian yang terpenting dan Wajib ditegakkan, pada kesempurnaannya itu ialah : Mi'raj, Ihram, Tawwakal dan Munajad.
 Dan adapun Hakekat yang sebenarnya itu didalam Sholat, hanya Empat bagian yang Wajib dipelajari bagi kaum yang mau ingin mempelajarinya. Hakekat itu ialah : Masuk akan serta Ilmu-Nya, Berdiri akan serta Membesarkan, Membayar akan serta Malu, Keluar akan serta Takut. Dan kita pun harus tahu, bahwa didalam Sholat itu mempunyai Tiang atau Pondasi yang semata-mata hanya karena Islam. Tiang atau Pondasi tersebut itu pada dasarnya mempunyai beberapa perkara yang harus ditegakkan dalam Hal Persembahan (Sholat), dan persembahan itu harus dilakukan karena Allah swt saja dan tidak ada persekutuan bagian Iman, Islam dan Tauhid. Tiang Agama atau Pondasi itu hanya ada Tiga perkara saja yang wajib kita Tela'ah, perkara itu ialah : Tetap Segala Anggota Tubuh atau Dzahir, Hadir Hati Akan Zay-Nya Allah, Segala Bacaan Faham Akan Arti dan Makna serta Tujuannya. 

Adapun Rukun Syahadat dan Syarat Sahnya Syahadat, hanya ada beberapa perkara yang masing-masing mempunyai Empat perkara. Antara lain ialah : Rukun Syahadat = Meng-Isbatkan Zat-Nya Allah, Meng-Isbatkan Sifat-Nya Allah, Meng-Isbatkan Diri-Nya Allah, Meng-Isbatkan Kebenaran Nabi & Rasul-Nya Allah.
 dan Syarat Sahnya Syahadat = Diketahui dalam Diri, Diucapkan dengan Lisan atau Lidah, Mengtasdiqkan dalam Hati, Diamalkan dengan Anggota Tubuh atau Dzahir. Dan kita tahu akan Syahadat itu begitu penting bagi diri seorang Hamba-Nya Allah dan kita pun harus tahu, bahwa Syahadat itu juga bisa Binasa karena kita lalai akan diri kita yang sebenar diri. Yang dapat membinasakan Syahadat ialah : Menduakan Allah, 
Menyerikatkan Didalam Hati, Menyengkal Dirinya Dijadikan Allah, Tidak Meng-Isbatkan Zat-Nya Allah dan Meringan-ringankan Syari'at Nabi & Rasul.  


Adapun Syarat Sah Syahadat itu menghadapkan ke-Kiblat, dan tempat yang Wajib untuk mengucapkan Dua Kalimah Syahadat itu hanya ada Dua perkara yang mesti kita tangguhkan, antara lain ialah Dalam Sembahyang (Sholat) dan Waktu Disaat Murtad. Nah, disini pun kita harus lebih tahu tentang akan adanya Tanda-tanda Ke-Islam-An itu sendiri sebelum kita melakukan Syahadat, karena Syahadat itu sendiri termasuk Rukun Sahnya Islam, maka dari itu kita terlebih dahulu melakukan atau mempelajari Islam sebelum kita membahas tentang Rukun didalam Islam itu sendiri. Kami akan menguraikan tentang Islam yang diawali tentang Tanda Islam lalu Syarat Islam serta Pembinasaan Islam dan Tiga perkara Tanda Munafik.

Tanda-tanda Islam ialah :
1. Merendahkan diri sesama Islam
2. Suci Lidah dari perkataan Dusta
3. Suci Perut dari Makanan yang Haram
4. Suci Badan dari Lobak & Tamak

Syarat-Syarat Islam ialah :
1. Taubat kepada Allah
2. Ridho kepada Qoddo Allah
3. Yakin Hatinya kepada Allah
4. Mengikuti Firman Allah dan Sabda Nabi Muhammad saw
 
Pembinasaan-pembinasaan Islam ialah :
1. Memperbuat Sesuatu yang tidak diketahui
2. Tahu, Tidak diamalkan
3. Tidak Tahu, Tidak mau Belajar
4. Benci kepada orang yang berbuat Baik

Tanda-tanda Kaum Munafik :
1. Bila berkata, ia Berdusta
2. Bila berjanji, ia Ingkari
3.Bila dipercaya, ia Berkhianat


~*^Thareqat Syattariyah adalah Aliran Tasawuf & Sufi^*~

Catatan Ahlul Sunnah Wal Jamaah (ASWAJA) : Demikianlah Bunyi Asal-Usul Khutbah Rukun Sholat Yang Tiga-Belas (13)dan disertai Hakekatnya, Dan Semoga Apa Yang Terkandung Didalamnya Dapat Kita Jadikan Suatu Bahan Petimbangan Iman Kita dan Dapat Bermanfaat Bagi Ilmu Kita Yang Dipelajari, Dan Dapat Berguna Mancari Isi dan Arti serta Makna Yang Sebenar-benarnya Bagi Yang Ingin Mempelajarinya.... (Thareqat Syattariyah)

"Katakanlah oleh mu, Ya Tuhan ku. Tambahkanlah Ilmu ku ini melalui dari pada Wali-wali-Mu dan juga para Nabi-nabi dan Rasul-rasul-Mu. Wahai kaum Muslimin, bukalah mata bathin kita. Agar kita dapat mejadi orang yang terpilih di Arsy Allah, dan tutuplah kedua matamu, dan katupkanlah kedua bibirmu, dan naikkanlah lidahmu keatas, dan seraya berkata didalam hati sanubari dengan sebutan ALLAH.




D. Sabda-Sabda Ahlul Bait


Sabda Imam Ali As:

  • Janganlah engkau mencari kehidupan hanya sekedar untuk makan.  Akan tetapi carilah makan agar engkau dapat hidup.
  • Sesuatu yang paling merata manfaatnya adalah kematian orang-orang jahat
  • Janganlah engkau mengecam Iblis secara terang-terangan, padahal engkau adalah temannya dalam kesunyian.
  • Akal seorang penulis itu terletak pada pena-nya.
  • Kawan sejati adalah belahan ruh, sedangkan saudara adalah belahan badan.
  • Janganlah engkau mengucapkan sesuatu yang engkau sendiri tidak suka jika orang lain mengucapkannya atasmu.
  • Biadab adalah penyebab segala keburukan.
  • Galilah ilmu pengetahuan sejak kecil, pasti engkau akan beruntung ketika besar.
  • Lebih baik engkau memilih kalah (mengalah) sedang engkau sebagai orang yang bijak daripada engkau memilih menang, akan tetapi engkau sebagai pelaku kezaliman.
        Sepuluh keutamaan ilmu dibanding harta:
  • Ilmu adalah warisaan Rasullulah,sedang harta adalah warisan Firaun. Sebab itu ilmu lebih baik dari harta.
  • Engkau harus menjaga hartamu,sedang ilmu menjagamu. Jadi,ilmu lebih utama.
  • Seseorang yang berharta mempunyai banyak musuh,sedang orang yang berilmu mempunyai banyak kawan.Karenanya ilmu lebih bernilai.
  • Ilmu lebih mulia dari harta,karena ilmu akan berkembang bila dibagi-bagikan,sedang harta akan susut bila dibagi-bagikan.
  • Ilmu lebih baik sebab orang yang berilmu cenderung untuk menjadi dermawan,sedang orang berharta cenderung untuk menjadi kikir dan pelit.
  • Ilmu lebih aman karena dia tidak dapat dicuri,sedang harta dapat dicuri.
  • Ilmu lebih tahan lama karena tidak rusak oleh waktu atau sebab dipakai,sedang harta bisa rusak.
  • Ilmu lebih bernilai karena tanpa batas,sedang harta terbatas dan bisa dihitung.
  • Ilmu lebih bermutu karena dia dapat menerangi pikiran,sedang harta cenderung untuk membuat pikiran tidak fokus.
  • Ilmu lebih utama karena dia mengajak manusia untuk mengabdi kepada Tuhan mengingat makhluk-Nya yang lemah dan terbatas,sedang harta mendorong manusia menganggap dirinya sebagai Tuhan dengan memandang rendah orang-orang yang lebih miskin darinya.
       Tentang akal:
  • Kekayaan yang paling besar adalah akal.
  • Akal ( kecerdasan ) tampak melalui pergaulan, sedangkan kejahatan seseorang diketahui ketika dia berkuasa.
  • Akal adalah raja, sedangkan tabiat adalah rakyatnya. Jika akal lemah untuk mengatur tabiat itu, maka akan timbul kecacatan padanya.
  • Akal lebih diutamakan daripada hawa nafsu karena akal menjadikanmu sebagai pemilik zaman, sedangkan hawa nafsu memperbudakmu untuk zaman.
  • Makanan pokok tubuh adalah makanan, sedangkan makanan pokok akal adalah hikmah. Maka, kapan saja hilang salah satu dari keduanya makanan pokoknya, binasalah ia dan lenyap.
  • Duduklah bersama orang-orang bijak, baik mereka itu musuh atau kawan. Sebab, akal bertemu dengan akal.
  • Tidak ada harta yang lebih berharga daripada akal.
  • Pertalian yang paling berharga adalah akal yang berpasangan dengan kemujuran.
  • Adab adalah gambaran dari akal
  • Jika akal dibiarkan menjadi kendali, tidak tertawan oleh hawa nafsu, atau melampaui batas agama, atau fanatik terhadap nenek moyang, niscaya hal itu akan mengantarkan pelakunya pada keselamatan.
  • Jika engkau hendak menutup sebuah kitab, maka hendaklah engkau teliti kembali kitab itu. Karena sesungguhnya yang kau tutup adalah akalmu.
  • Jika Allah hendak menghilangkan nikmat dari seorang hambaNya, maka yang pertama kali diubah dari hambaNya itu adalah akalnya.
  • Akal adalah naluri, sedangkan yang mengasuhnya adalah berbagai pengalaman.
  • Akal adalah buah pikiran dan pengetahuan yang sebelumnya tidak diketahui.
  • Ruh adalah kehidupan badan, sedangkan akal adalah kehidupan ruh.
  • Akal adalah rekaman terhadap berbagai pengalaman.
  • Rasulmu adalah juru terjemah akalmu.
  • Pahamilah kabar jika kalian mendengarnya dengan akal yang penuh dengan pemahaman, bukan akal yang sekedar meriwayatkan. Sesungguhnya periwayat ilmu banyak jumlahnya, sedangkan yang memahaminya sedikit.
  • Orang yang berakal bersaing dengan orang-orang saleh agar dapat menyusul mereka, dan dia ingin sekali dapat berserikat dengan mereka karena kecintaannya terhadap mereka, meskipun amalnya tidak mampu menyamai mereka.
  • Orang berakal, jika berbicara dengan suatu kalimat, maka ikut bersamanya hikmah dan nasehat.
  • Orang yang paling bijak akalnya dan yang paling sempurna keutamaannya adalah yang mengisi hari-harinya dengan perdamaian, bergaul dengan saudara-saudaranya dengan rekonsiliasi, dan menerima kekurangan zaman.
  • Tidaklah patut bagi orang yang berakal kecuali berada dalam salah satu dari dua kondisi ini, yaitu berada dalam cita-cita yang paling tinggi untuk mencari dunia, atau berada dalam cita-cita yang paling tinggi untuk meninggalkannya.
  • Tidaklah layak bagi seorang yang berakal untuk menuntut ketaatan orang lain (terhadapnya), sedangkan ketaatannya terhadap dirinya sendiri ditolak.
  • Orang yang berakal adalah orang yang mencurigai pendapatnya sendiri dan tidak mempercayai apa yang dipandang baik oleh dirinya.
  • Orang yang berakal adalah yang menjadikan pengalaman-pengalaman (hidup) sebagai nasehat baginya.
  • Sesungguhnya perkataan-perkataan orang berakal, jika benar, maka ia adalah obat; namun jika salah, maka ia adalah penyakit.
  • Permusuhan orang-orang pintar adalah permusuhan yang paling berat dan paling berbahaya karena ia hanya terjadi setelah didahului dengan hujah dan peringatan, dan setelah tidak mungkin lagi ada perdamaian di antara keduanya.
  • Sesungguhnya sesuatu yang tidak disukai (kesialan) memiliki batas yang pasti akan berakhir. Oleh karena itu, seseorang yang berakal hendaknya bersikap tenang sampai kesialan itu hilang (berlalu dengan sendirinya). Sebab, menghindar darinya sebelum habis waktunya hanya akan menambah kesialannya.
  • Orang yang paling disukai oleh orang berakal adalah musuhnya juga berakal. Sebab, jika musuhnya itu berakal, maka dia akan merasa aman dari kejahatannya.
  • Celaan orang-orang yang berakal lebih berat daripada hukuman seorang penguasa.
  • Permulaan pendapat orang berakal adalah akhir pendapat orang bodoh.
  • Bagi orang yang berakal, hidup dalam kesusahan bersama orang-orang berakal lebih disenangi daripada hidup dalam kelapangan bersama orang-orang bodoh.
Sabda Imam Husain As:
  • “Aku tidak melihat kematian melainkan kebahagiaan, sedang hidup bersama orang-orang zalim adalah kehinaan”.
  • “Manusia telah menjadi budak dunia, sedang agama hanya pengakuan lisan belaka.  Selagi agama memakmurkan kehidupannya, mereka akan memegangnya, namun bila mereka ditimpa musibah, betapa sedikitnya mereka yang teguh”.
  • Kepada putranya Ali Zainal Abidin as., Imam Husain as berkata: “Wahai anakku, berhati-hatilah dari berlaku zalim terhadap seseorang yang tidak menemukan pembela di hadapanmu kecuali Allah”.
Sabda Imam Ali Zainal Abidin As:
  • “Wahai anakku! Waspadalah terhadap lima macam manusia, dan janganlah kau bersahabat dan seperjalanan dengan mereka:
  1. “Jauhilah bersahabat dengan pendusta karena dia seperti fatamorgana mendekatkan orang yang jauh dari engkau dan menjauhkan orang dekatmu.
  2. “Jauhilah bersahabat dengan orang fasik karena dia akan menjualmu dengan sesuap nasi atau selainnya.
  3. “Jauhilah bersahabat dengan orang kikir karena dia akan membiarkanmu ketika engkau membutuhkannya.
  4. Jauhilah bersahabat dengan orang dungu (tolol) karena dia hanya ingin memanfaatkanmu dan mencelakakanmu.
  5. “Dan jauhilah bersahabat dengan orang yang suka memutuskan silaturahmi, karena aku mendapatinya terlaknat di kitab Allah.
  • Dalam pesannya kepada sang putra Imam Muhammad Al-Baqir as., Imam Ali Zainal Abidin as. mengatakan, “Berbuat baiklah kepada setiap orang yang menuntut kebaikan. Jika ia adalah orang yang berhak menerima kebaikanmu, maka engkau telah melakukan hal yang semestinya, tapi jika ia tidak berhak menerima kebaikanmu, maka engkau sungguh telah berhak mendapatkan kebaikan.
  • “Jika seseorang mencacimu dari sebelah kanan dan beralih ke sebelah kiri, lalu meminta maafmu, maka terimalah permintaannya”.
Sabda Imam Ja’far As:
  • “Waspadalah terhadap tiga orang; pengkhianat, pelaku zalim, dan pengadu domba. Sebab, seorang yang berkhianat demi dirimu, ia akan berkhianat terhadapmu, dan seorang yang berbuat zalim demi dirimu, ia akan berbuat zalim terhadapmu, juga seorang yang mengadu domba demi dirimu, ia pun akan melakukan hal yang sama terhadapmu”.
  • “Tiga manusia sebagai sumber kebaikan; manusia yang mengutamakan diam (tidak banyak bicara), manusia yang tidak melakukan ancaman, dan manusia yang banyak berdzikir kepada Allah”.
  • “Sesungguhnya puncak keteguhan adalah tawadhu”. Salah seorang bertanya kepada Imam, ”Apakah tanda-tanda tawadhu itu?” Beliau menjawab: hendaknya kau senang pada majlis yang tidak memuliakanmu, memberi salam kepada orang yang kau jumpai, dan meninggalkan perdebatan sekalipun engkau di atas kebenaran”.
  • Seorang laki-laki seringkali mendatangi Imam Ja’far as, kemudian dia tidak pernah lagi datang. Tatkala  Imam as. menanyakan keadaannya, seseorang menjawab dengan nada sinis, “Dia seorang penggali sumur”. Imam as membalasnya, ”Hakekat  seorang lelaki ada  pada akal budinya, kehormatannya ada pada agamanya, kemuliannya ada pada ketakwaannya, dan semua manusia sama-sama sebagai bani Adam”.
  • “Hati-hatilah terhadap orang yang teraniaya, karena doanya akan terangkat sampai ke langit”.
  • “Ulama adalah kepercayaan para rasul. Dan  bila kau temukan mereka  telah percaya pada penguasa, maka curigailah ketakwaan mereka”.
  • “Tiga perkara yang mengeruhkan kehidupan; penguasa zalim, tetangga  yang buruk, dan perempuan pencarut. Dan tiga perkara yang tidak akan damai dunia ini tanpanya, yaitu keamanan, keadilan dan kemakmuran”.
Sabda Imam Musa Al-Kazim As:
  • “Katakan yang hak, walaupun akan mendatangkan kerugian kepadau”.
  • “Jika engkau menjadi seorang pemimpin yang bertakwa, maka seharusnya engkau bersyukur kepada Allah  atas anugerah ini”.
  • “Bersikap tegaslah dan keras terhadap orang-orang zalim sehingga engkau dapat merebut haq orang-orang mazlum (yang teraniaya) darinya”.
  • “Kebaikan yang utama adalah menolong orang-orang yang tertindas”.
  • “Dunia ini berkulit halus dan cantik, ibarat seekor ular namun  menyimpan racun pembunuh di dalamnya”.
Sabda Imam Ali Ar-Ridha As:
  • “Barang siapa yang tidak berterima kasih kepada orang tuanya, maka dia tidak bersyukur kepada Allah swt.”
  • “Barang siapa yang selalu mengawasi dirinya, niscaya akan beruntung, dan barang siapa melalaikannya, pasti akan merugi”.
  • “Sebaik-baik akal adalah kesadaran seseorang akan dirinya sendiri”.
  • “Bila seorang mukmin marah, maka kemarahannya tidak akan mengeluarkan dirinya dari bersikap benar. Dan jika ia senang, maka kesenangannya tidak akan menghanyutkannya ke dalam kebatilan.  Dan jika ia punya kekuatan, ia tidak akan merebut lebih dari haknya”.
  • “Sesungguhnya Allah membenci orang-orang yang menceritakan kejelekan orang dan orang yang mendengarkannya serta orang yang banyak bertanya”.
Sabda Imam Al-Jawad As:
  • “Kehormatan seorang mukmin ialah ketakbergantungannya pada orang lain”.
  • “Seorang mukmin senantiasa membutuhkan tiga perkara: taufiq dari Allah, penasehat dari dalam dirinya, dan menyambut setiap orang yang menasehatinya”.
  • “Hari Keadilan itu lebih mengerikan bagi orang zalim daripada hari perlakuan zalim terhadap orang teraniaya”.
  • “Neraca kesempurnaan harga diri seseorang ialah meninggalkan apa saja yang tidak membuat dirinya indah”.
  • “Kematian manusia karena dosa-dosanya itu lebih banyak ketimbang kematiannya karena ajalnya, dan hidupnya seseorang karena kebajikannya itu lebih banyak daripada hidupnya dengan (takdir) umurnya”.
Sabda Imam Al-Hadi As:
  • “Barang siapa yang taat kepada Allah, maka ia tidak akan kuatir terhadap kekecewaan makhluk”.
  • “Barang siapa yang tunduk pada hawa nafsunya, maka ia tidak akan selamat dari kejelekannya”.
  • “Barang siapa yang rela tunduk terhadap hawa nafsunya, maka akan banyak orang-orang yang tidak suka padanya”.
  • “Kemarahan itu terdapat pada orang-orang yang memiliki kehinaan”.
  • “Pelaku kebaikan itu lebih baik daripada kebaikan itu sendiri. Sedang pelaku keburukan itu lebih buruk daripada keburukan itu sendiri”.
  •  “Cercaan itu lebih baik dari pada kedingkian”.
  • Beliau berkata kepada Al-Mutawakkil, “Janganlah engkau menuntut janji kepada orang yang telah engkau khianati”.
Sabda Imam Hasan Al-Askari As: 
  • “Tidak ada kemuliaan bagi orang yang meninggalkan kebenaran, dan tidak ada kehinaan bagi orang yang mengamalkannya”.
  • “Dua perkara yang tidak ada sesuatu pun yang lebih unggul di atas keduanya: iman kepada Allah dan kawan yang bermanfaat”.
  • “Keberanian seorang anak terhadap orang tuanya di masa kecil akan mendorongnya kepada kedurhakaan terhadapnya di saat dewasa”.
  • “Bukan termasuk kebajikan menampakkan kegembiraan di hadapan seorang yang sedih”.
  • “Cukup bagimu sebuah pelajaran yang  menjauhkanmu dari segala yang tidak kau sukai dari orang lain”.
  • “Seluruh keburukan telah terkumpul  dalam satu rumah, dan kuncinya adalah dusta”



2 komentar:

  1. Di mana boleh saya dapat kitab Sabitul Qulub di Malaysia

    BalasHapus
  2. Di mana boleh saya dapat kitab sabitul qulub di Malaysia...boleh hubungi saya di email, rimbarebung@gmail.com

    BalasHapus