Selasa, 01 Desember 2015

GOLANGAN MANUSIA dan MUNAFIK







Alhamdulillah, Alhamdulillah wa syukurilah wa ni’matillah wa dinil iman wa dinil islam. Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu la nabiya ba’da. Allahumma shalli ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama barakta ‘ala sayyidina Ibrahim wa ‘ala ali sayyidina Ibrahim fil ‘alamina innaka hamidum majid. Ibadallah itta kullah haqqa tu qati wala tamutunna ila wa antum muslimin. Qola ta’ala fi qitabil hakim. A’udzubillahiminasy syaithonirrajim. Bismillahirrahmanirrahim.





Firman Allah swt bersabda :

"Sesungguhnya kami menurunkan kepadamu kitab (Al Qur’an) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya". 
( Qs. Az- Zumar ayat 2 ).

"Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al-Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat". ( Qs. Al-Baqarah ayat  4 ).
"Mereka inilah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka dan merekalah orang-orang yang beruntung". ( Qs. Al-Baqarah ayat 5 ).




Hakekatnya ialah: Sesungguhnya Allah menurunkan Al Qur’an pada baginda Nabi Muhammad Saw untuk menjadi pembeda mana baik dan buruk. Untuk membenahi akhlak dan budi pekerti manusia dan keimanan manusia dan untuk kamu bersyukur kepada Allah. Dan membawa kebenaran kepada manusia dari zaman terdahulu sampai sekarang.

Kehidupan akhirat itu tidak bisa diraba, tidak bisa dilihat oleh panca indera melainkan hanya bisa dilihat melalui paham dan ridho dari pada Allah. Percaya kepada yang gaib, mengitiratkan adanya sesuatu yang maujud.

 


Maka sembahlah Allah dengan keimananmu, kesabaranmu dan ada ilmu tata cara penyembahan diri kepada Allah. Dan memurnikan ketaatan kepada Allah dan rasulNya. Tata cara penyembahan kepada Allah (patuh) yang pertama belajar ilmu kebenaran Allah dan rasulNya. Dan belajar sholat dan sholat yang sudah ada ilmu sholatnya. Itulah menandakan orang yang bersyukur dan penuh keikhlasan dan kesabaran.

Maka kita harus tahu tata cara menyembah Allah untuk mendapatkan suatu kekhusukan di dalam sholat. Wahai saudaraku belajarlah ilmu kebenaran Allah, tentang ilmu sholat yang sebenarnya. Supaya kita mendapatkan kekhusukan dan kesabaran di dalam sholat. Dan kita harus tahu enam perkara di dalam sholat, yaitu:

1. Siapa yang menyembah?;

2. Siapa yang disembah?;

3. Apa yang dipersembahkan?;

4. Dimana tempat mempersembahkan?;

5. Bilamana waktu mempersembahkan?;

6. Kemana kembali sembah?;

Apabila sudah bisa memahami yang enam perkara ini insya Allah, orang yang melaksanakan sholat akan mendapatkan ketenangan menuju kekhusukan di dalam sholat. Mari kita membuka suatu kenalaran kepada diri kita kalau kita lihat sholat kita di masa kanak-kanak tidak jauh beda sholat kita sekarang ini. Waktu kita kanak-kanak dulu lagi asyiknya kita bermain dipanggil orang tuanya untuk sholat, kita teringat akan permainan kita tadi di waktu kita sholat. Sekarang ini kita sudah dewasa (tua) versinya berbeda dalam mengerjakan sholat, begitu niat, angkat takbir sampai salam pikirannya, bathinnya teringat akan duniawi-nya, teringat kerjanya, teringat istrinya, teringat segalanya (harta bendanya).

Inilah yang tergolong orang yang celaka di dalam sholatnya. Kalau kita tilik sholat kita tidak jauh beda sholatnya anak-anak dengan orang dewasa.

"Mari kita berfikir wahai saudaraku, kalaulah kita menjadi imam, akal pikiran kita bermain, teringat kepada yang lain-lain (dunianya), bagaimana kita mempertanggungjawabkan si makmum. Berarti si imam membawa makmum ke dalam jurang neraka disebabkan kelalaian akan paham ilmunya (kebodohan atas ilmu sholatnya). Dalil aqli kalau seorang sopir lalai dalam mengendarai kendaraannya maka si supir akan membawa kecelakaan akan dirinya dan penumpangnya ke dalam jurang kematian". 

Orang-orang yang mendapat petunjuk dan hidayah Allah ialah orang yang mau belajar atas kemiskinan ilmunya tentang bab sholat. Sholat menurut bahasa arab do’a. Menurut istilah sara’ ialah ibadah kepada Allah. Yang sudah kenal kepada Allah (tahu akan ilmu sholat ini sendiri). Yang dimulai dengan niat dalam hati, Takbiratul ihram dan rukun-rukun 13 dan tahu arah dan tujuan sholat itu dan tahu isi dan makna sholat itu diakhiri dengan salam. Sholat dikategorikan yang dikerjakan untuk membuktikan pengabdian diri hamba kepada yang punya hamba. Dan merendahkan diri kepada Allah, karena unsur kejadian lembaga Adam dari  4 anasir; Api, air, angin dan tanah. ini semua kita pergunakan setiap hari dan detiknya karena ke semuanya kepunyaan Allah yang kita pakai setiap hari maka pantaslah kita mensyukuri setiap hari dengan melaksanakan sholat yang lima waktu sehari semalam. Itulah orang yang bersyukur, dan apabila ianya mengingkarinya maka tergolonglah ia orang yang kufur. 
Sholat ialah mengerjakannya dengan teratur ada waktunya dan ada ilmu tentang sholat itu maka jatuhlah wajib bagi orang tersebut.
Apabila tidak ada ilmu akan sholat maka wajiblah atasnya belajar karena mendirikan sholat harus dilengkapi syarat-syaratnya. yang pertama suci lahir maupun bathin, yang kedua rukun sholat tersebut ialah rukun 13 dan adab-adabnya sholat baik yang lahir ataupun yang bathin.
Lahir ialah mengikuti rukun fiqli (pergerakan)
Bathin ialah tetap kepada Allah (tenang di dalam sholat dan khusyuk di dalam sholat). Dan memahami tentang sholat tersebut. Dan jangan seperti di akhir jaman ini, sholatnya sholat setia, setiap tikungan ada, berdiri ingat yang lain, rukuk ingat yang lain, I’tidal ingat yang lain, semuanya ingat akan yang lain-lain. Sholat yang sebenarnya ialah hatinya, pikirannya, jiwa dan raganya hanya kepada Allah. Dia harus sanggup membuang segalanya yang ada hanyalah Allah. Inilah baru tergolong sholat yang sebenarnya. Karena sholat itu ialah mi’rat, meninggalkan urusan dunianya mengerjakan dan menghambakan diri hanya kepada Allah.




Maka belajarlah sampai benar-benar mengetahui apa isi sebenarnya dalam sholat itu. Wahai saudara-saudaraku berpikir-pikirlah sudah sampai dimana kebenaran sholatmu. Jangan seperti perkataan orang fasik terima tidak diterima itu urusan Allah, itu menandakan orang yang bodoh. Kalau kita ambil dari pada dalil aqli kalau kita mengerjakan sesuatu pekerjaan kepada majikan kita pekerjaannya bersalahan siapa yang mau menggaji dan membayar kita. Begitu juga dengan sholat yang aspal (asli or palsu) alias asal-asalan, manalah mungkin Allah memberi pahala dan berkah kepada kita.  Wahai saudaraku tuntutlah ilmu Allah dengan sebenar-benarnya meminta ridho dan hidayah Allah karena hukum belajar ilmu Allah adalah fardhu ‘ain (wajib di atas wajib). Berfikirlah kamu untuk menyongsong datangnya kematian atas dirimu berbuat baiklah kamu di muka bumi Allah dan janganlah kamu merusak di muka bumi Allah.

 
Sesungguhnya orang-orang yang mengaku beragama islam membangkang atas kebenaran-kebenaran Allah dan rasulnya itulah orang kafir menurut Al-Quran. Banyak di akhir jaman ini manusia memvonis sesuka hati mulutnya, mulutnya berbicara mengkafir-kafirkan orang padahal dirinya sendiri kafir, tetapi dia tidak tahu. 

Firman Allah swt bersabda :


"Sesungguhnya orang-orang kafir itu sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan mereka tidak akan beriman" ( Qs. Al- Baqarah ayat 6 ).


"Mereka hendak menipu Allah serta orang-orang yang beriman, padahal mereka telah menipu dirinya sendiri tetapi mereka tidak sadar" ( Qs. Al- Baqarah ayat 9 ).
Arti kafir membangkang Allah dan nabiNya. Al-Quran diturunkan Allah di muka bumi untuk orang pemeluk agama islam bukan orang pemeluk agama non-islam. Kalau kita tilik dalam satu keterangan iman kepada Allah, iman kepada kitab Allah seperti Al-Quran yang dibawa baginda Nabi Muhammad Saw. Sekarang ini, umat beragama islam tidak mau mengikuti peraturan-peraturan yang dibawa baginda Nabi Muhammad Saw seperti mengucap dua kalimah syahadat, sholat lima waktu sehari semalam, puasa di bulan ramadhan, membayar zakat yang sudah sampai hisab dan haulnya, haji bagi yang ada ilmunya dan ekonominya itu wajib atas dirinya.
Kalaulah ini kita membangkang dan kita tinggalkan, apakah bukan diri kita yang dikatakan kafir, karena Al-Quran itu diturunkan untuk orang islam. Maka bacalah diri kita. sudah islamkah kita, atau kafirkah kita. Baca diri kita.
Kitab-kitab yang diturunkan sebelum baginda Muhammad Saw ialah Taurat, Zabur, Injil dan Suhub-suhub yang tersebut dalam Al-Quran yang diturunkan kepada Rasulullah Saw. Allah menurunkan wahyu-wahyunya kepada Jibril As, lalu Jibril menyampaikan kepada baginda Muhammad Saw. 

Keterangan dari pada dalil aqli : percaya kepada Allah yang gaib, adanya Allah karena ada tandanya di muka bumi Allah, seperti langit, bumi, bintang, matahari dan lain sebagainya. Inilah tandanya adanya Allah, maka wajiblah kita beriman kepada Allah yang gaib.

Al-Quran ialah kepercayaan orang islam yang kuat keyakinannya kepada Allah dan rasulNya dengan tidak dicampuri keraguan sedikit pun akhirat lawan dunia.
Kehidupan akhirat ialah kehidupan sesudah mati. Kalau kita ambil keterangan dari pada arifbillah ('alim) dalam dalil aqlinya kalau kita merantau mencari nafkah di negeri orang, kita hambur-hamburkan hasil kita di sana sampai habis dengan perbuatan yang sia-sia, maka kita pulang ke negeri kita (rumah kita) maka anak dan istri kita dan dirinya kita akan kelaparan dan akan dimarah dan dihujat oleh anak istrinya.
Begitu juga kita dalam perantauan di alam dunia dengan umur yang sedikit kita kerjakan perbuatan yang sia-sia (maksiat) seperti mabuk, berjudi, berzina, meninggalkan sholat dan sebagainya. Maka begitu datang kematian atas dirinya maka apa yang akan dibanggakan dirinya kepada Allah. Maka ia akan dihukum oleh Munkar dan Nakir atas perbuatan yang telah dilakukannya semasa hidup di alam dunia. Itulah yang dikatakan orang kafir menurut islam dalam Al-Quran.
Allah Ta'ala berfirman :
"Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat". ( Qs. Al- Baqarah ayat 7 ).
Hakekat Surat Al-Baqarah ayat 7 ialah arti mengunci mati ialah orang-orang yang tidak mendapat petunjuk dari pada Allah. Diberi nasehat kebenaran Allah tapi dia mengolok-olok (ejekan-ejekan) atas kebenaran Allah dan tidak mau mengikuti syari'at kenabiannya itulah orang-orang yang tidak mendapat petunjuk. Dan segala macam nasehat apapun tidak akan berbekas pada dirinya. Dan bagi mereka akan didatangkan siksaan yang berat dari pada sisi Allah dan tempatnya di kerak-kerak neraka jahanam. Itulah golongan orang kafir menurut islam dalam Al-Quran.
Manusia di akhir jaman ini mereka tidak dapat membedakan mana kemegahan dunia, mana kemegahan akhirat. Nikmat di alam dunia belum tentu nikmat di alam akhirat. Orang-orang yang mendapat nikmat-nikmat di alam akhirat merekalah yang memakai hukum-hukum Allah di alam dunianya.


Wahai saudara-saudaraku mari kita berfikir membaca dan memahami ayat-ayat Al-Quran dan jangan menjadi orang yang tidak mau mendengar dan tidak mau mengambil pelajaran dari tanda-tanda kebesaranNya Allah di muka bumi, dan mereka hanya melihat kemegahan cakrawala saja di permukaan bumi dan pada diri mereka sendiri. Maka kejarlah kemegahan di alam barzah, di alam mahsyar supaya kita nikmat di alam barzah dan alam mahsyar dengan perbuatan amal soleh meminta ridho kepada Allah Swt.
Maka berfikir-fikirlah wahai saudaraku untuk menyongsong datangnya kematian atas dirimu dan berbuat baiklah kamu di muka bumi Allah dan beramal solehlah kamu. Dan janganlah kamu merusak dirimu, keluargamu, anak cucumu di muka bumi Allah.
Sholawat beriring salam, senantiasa kita hadiahkan kepada baginda Nabi Muhammad Saw yang mana dengan susah payah dan jerih payahnya baginda Nabi Muhammad saw menancapkan suatu aqidah ketauhidan dan keislaman pada umat-umat terdahulu dan dibawa pada warisatul Anbiya pada umat-umat sekarang ini. Bertambah-tambah jualah kasih Allah kepadanya supaya kita mendapatkan syafa'at-Nya di dunia dan di akhirat. Amin, amin ya robbal alamin. ( Salam Syattariyah Syahid )


==========================================================================

Catatan : "Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan kepadanya, niscahya Allah akan pahamkan dia tentang agamanya" ( Muttafaqun 'alaih ).

"Dunia sebagai ladang amal-ku dan Akhirat sebagai tujuan-ku" ( Risalah Sabitul Qulub ).

"Ilmu itu lebih baik dari pada harta, karena ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum, dan ingatlah harta itu berkurang apabila dibelanjakan, tetapi ilmu akan bertambah apabila dibelanjakan"  
( HR. Sayyidina Ali ibnu Abi Thalib ).

"Aku mampu berhujah dengan sepuluh (10) orang yang berilmu, tetapi aku akan kalah dengan orang yang jahil. Karena orang jahil itu tidak akan paham akan landasan ilmu" ( Imam Mazhab Syafi'i ).

"Sesungguhnya, para malaikat itu akan meletakan sayap mereka bagai penuntut ilmu karena ridho dengan apa yang dicarinya" ( HR. At-Tarmidzi, Ibnu Majah dan Imam Ahmad).

"Berilmu tanpa beramal bagaikan pohon tanpa daun dan buah, ia akan mengering bagaikan hidup di lembah yang tandus" ( Risalah Tanwirul Qulub ).



 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar