Dalam kitab-kitab tafsir mu'tabarah, basmalah (singkatan dari Bismillahirrahmanirrahim) secara panjang dibahas aspek fikihnya.
Assalamualaikum warohmatullah hiwabarokatuh, kepada pembaca yang
budiman, sebelum membaca artikel ini elok ana berpesan dahulu, mungkin
artikel ini akan mengelirukan anda semua kerana ianya memerlukan
pemahaman yang tinggi dan pemikiran yang tajam. Artikel ini asalnya
dalam bahasa indonesia, jadi ana terjemahkan dalam bahasa Melayu, maaf
jika ada yang tersalah alih bahasa atau ada yang ana tertinggal atau ada
yang ana sendiri tau tau nak terjemahkan dalam melayunya bagaimana,
harap maklum...
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Assalamualaikum warohmatullah hiwabarokatuh, kepada pembaca yang
budiman, sebelum membaca artikel ini elok ana berpesan dahulu, mungkin
artikel ini akan mengelirukan anda semua kerana ianya memerlukan
pemahaman yang tinggi dan pemikiran yang tajam. Artikel ini asalnya
dalam bahasa indonesia, jadi ana terjemahkan dalam bahasa Melayu, maaf
jika ada yang tersalah alih bahasa atau ada yang ana tertinggal atau ada
yang ana sendiri tau tau nak terjemahkan dalam melayunya bagaimana,
harap maklum...
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulDalam kitab-kitab tafsir mu'tabarah, basmalah (singkatan dari Bismillahirrahmanirrahim) secara panjang dibahas aspek fikihnya.
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulDalam kitab-kitab tafsir mu'tabarah, basmalah (singkatan dari Bismillahirrahmanirrahim) secara panjang dibahas aspek fikihnya.
Apakah itu menjadi bagian dari Surah Al-Fatihah atau bukan? Bagaimana hukum membaca atau tidak membacanya? Apakah harus dibaca keras (jahr) atau sunyi di dalam shalat bersama ayat-ayat lainnya atau cukup dibaca dalam hati, atau boleh sama sekali tidak dibaca karena dianggap bukan bagian Surah Al-Fatihah?
Namun, di dalam kitab-kitab tafsir sufi (isyari) basmalah tidak ditonjolkan aspek fikihnya melainkan aspek spiritualnya.
Para sufi memang jarang menafsirkan Alquran secara tahlili sebagaimana halnya ulama-ulama fikih. Ulama tasawuf membahas secara tematis dan terperinci ayat-ayat yang masuk kategori ayat tasawuf.
Salah satu ayat yang mempunyai porsi pembahasan luas ialah basmalah. Bagi para sufi, pembahasan basmalah diurai secara panjang dan lebih menekankan aspek dan makna spiritual di dalamnya.
Sejumlah tafsir Syi'ah membahas ta'awwuz (A'udzu bi Allah min al-syaithan al-rajim) dan basmalah di dalam satu jilid tersendiri karena sedemikian dalam makna dan kandungan kedua kalimat tersebut.
Basmalah adalah substansi Alquran. Jika Alquran yang terdiri atas 6.666 ayat, 114 surah, dan 30 juz dipadatkan maka pemadatannya ialah basmalah itu. Bahkan, menurut riwayat dari Al-Hafiz bin Sulaiman bin Ibrahim Al-Qunduzy, bahwa sesungguhnya seluruh rahasia kitab-kitab samawi tersimpul di dalam Alquran.
Rahasia keseluruhan Alquran tersimpul di dalam Surah Al-Fatihah dan rahasia keseluruhan Surah Al-Fatihah tersimpul di dalam basmalah (Bi ism Allah al-Rahman al-Rahim), dan rahasia basmalah terletak pada sebuah titik di bawah huruf ba (?) di awal kalimat.
Pembahasan rahasia titik di bawah huruf ba mengingatkan kita pada penciptaan awal yang dikaitkan dengan teori dentuman awal (the big bang) oleh para filsuf Platonisme.
Para filsuf dan kalangan sufi mempunyai kesamaan logika bahwa asal usul kejadian makrokosmos (dan dengan sendirinya mikrokosmos) berasal dari sebuah titik yang maha padat ciptaan Tuhan.
Karena sedemikian padatnya maka kemudian mengalami ledakan dan partikel-partikel pecahannya kemudian mengalami proses pembesaran (expanding universe) yang dalam bahasa Alquran diistilahkan dengan wa inna lamusi'un (lalu Kami meluaskannya) QS Al-Dzariyat ayat 47).
Partikel-partikel itu dihubungkan dengan galaksi bimasakti (milky way) dengan seluruh famili planet yang ada di dalam kawasannya. Dalam wacana tasawuf partikel-partikel utama disebut dengan syajaratul baidha', yang menjadi asal-usul dari segala ciptaan. Ibnu Arabi menghubungkannya dengan entitas-entitas luar (external entities/al-a'yan al-kharijiyyah).
Yang membedakan antara filsuf dengan sufi secara mendasar ialah asal-usul penciptaan alam semesta. Kalangan filsuf berpendapat, asal-usul alam semesta (universe) ialah terjadi dengan sendirinya (creatio ex nihilo).
Namun, asumsi ini tidak memuaskan kalangan filsuf lainnya karena memang susah dinalar secara logika murni bagaimana ada sesuatu tanpa ada yang mengadakannya, bagaimana sebuah ciptaan (makhluq/creation) bisa tercipta tanpa ada pencipta (khaliq/creator). Pertanyaan ini masih tetap menjadi misteri di kalangan filsuf.
Bagi para sufi, terjadinya al-a'yan al-kharijiyyah adalah kelanjutan dari ta'ayyun awwal, yaitu proses dari Ahadiyah ke Wahidiyyah¸ yakni dari sisi Tuhan sebagai Sirr al-Asrar/the Secret of the Secred/ kemudian ingin mengenal diri-Nya lalu memperkenalkan diri-Nya melalui Sifat-sifat dan Nama-nama-Nya.
Sisi Tuhan yang pertama disebut Ahadiyyah dan sisi yang terakhir disebut Wahidiyyah (supaya tidak bingung lihat artikel terdahulu tentang Ahadiyyah dan Wahidiyyah dan al-A'yan al-Tsabitah).
Sifat-sifat dan nama-nama Allah SWT yang ada di dalam al-A'yan al-Tsabitah menuntut konsekuensi, maka proses entitas terus berlanjut dan tidak hanya berhenti di al-A'yan al-Tsabitah.
Sulit memahami Allah sebagai Rabb dan Ilah tanpa marbub dan ma'luh yang menyembahnya. Sulit dipahami Tuhan sebagai Maha Pencipta (al-Khalik) tanpa makhluk.
Sulit memahami Allah Maha Pemberi (al-Wahhab) tanpa objek yang diberi (mauhub) dan seterusnya. Konsekuensi inilah yang melahirkan alam semesta yang merupakan kelanjutan proses dari al-A'yan al-Tsabitah.
Beda antara keduanya ialah al-A'yan al-Tsabitah, entitasnya permanen atau biasa disebut wajib al-wujud. Sedangkan alam semesta, termasuk manusia, adalah entitas baharu (al-a'yan al-hawadits) atau biasa disebut dengan mumkin al-wujud.
Baik yang pertama maupun yang kedua, asal-usulnya terlacak dan jelas, semuanya dari Allah. Allah disebut Ibnu Arabi sebagai al-Haqq dan makhluk-Nya disebut al-khalq.
Dalam kitab tafsir Isyari, penciptaan alam raya dihubungkan dengan sumpah pertama Allah dalam Alquran yaitu, Nun wa al-Qalam wa ma yasthurun (Demi Pena dan apa yang dituliskannya). Di antara mereka ada yang memahami secara semiotik, bahwa nun adalah botol tinta dan al-qalam adalah pena penciptaan.
Akan tetapi jika membaca terjemahan pertama (Atas nama Allah), tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi, sebagai representasi Allah, akan selalu terbayang.
Kita tidak boleh main-main di dalam hidup ini, karena semua yang kita lakukan di muka bumi ini adalah 'mewakili' Allah, karena manusia adalah representasi-Nya, sebagaimana firman-Nya: "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, 'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.'
Mereka berkata, 'Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?' Tuhan berfirman, 'Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui," (QS. Al-Baqarah ayat 30).
Ayat ini memberi arti penting posisi manusia sebagai khalifah di muka bumi, akan tetapi juga mengisyaratkan Allah tidak akan terlibat langsung, paling tidak dalam pandangan visual manusia, karena Ia telah menunjuk representatif-Nya.
Sebagai representasi Tuhan, maka wajar kalau tanggung jawab yang diemban manusia sungguh amat luar biasa beratnya. Inilah makna basmalah, "Atas nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang".
Secara gramatikal bahasa Arab, terjemahan "Atas nama Allah" atau "Dengan nama Allah" keduanya dimungkinkan. Jika dalam suatu acara presiden berhalangan datang untuk membuka sebuah acara lalu didisposisikan kepada wakil presiden atau salah seorang menterinya, kalimat yang digunakan wapres atau menteri ialah "Bi ism al-rais al-jumhuriyyah … " (Atas nama Allah Swt…). Dengan demikian, makna basmalah menjadi amat penting dalam eksistensi kehidupan manusia.
Tidak adanya huruf alif sebelum kata ism, yakni huruf ba langsung menempel kata ism (bism Allah), sebagai wujud kedekatan antara pemberi amanah dan yang diamanati, antara perbuatan dan pembuatnya, dan antara sifat dan yang disifati. Dari segi ini cukup berdasar jika kalangan ulama tasawuf, ulama Syiah, dan kecenderungan ulama Sunni memberi bobot lebih penting terhadap lafal basmalah.
Mereka yakin bahwa semua perbuatan yang diawali dengan basmalah pasti mendatangkan berkah. Mari kita memulai seluruh perbuatan kita dengan basmalah (Atas nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang).
B. Awal Penciptaan Basmalah
Sebutir debu serta kesekejapan hidup diubah melalui tradisi menjadi sebuah bintang di cakrawala, yang diberkahi Alloh dengan kemapanan dan merefleksikan keabadian Al-ilah. Menurut doktrin tradisional, realitas batin alam semesta mengungkapkan diriNYA senDIRI melalui mata batin atau penglihatan intelektual“karena mata batin merupakan alat persepsi yang berdasarkan keselarasan, semesta raya”.
Dalam makrokosmos, keselarasan alam semesta terwujud pada taraf realitas yang lebih tinggi dan menjadi suram serta semakin samar dalam tingkat kosmos yang semakin rendah, karena jauh sebelum Tuhan menciptakan manusia pertama, yakni Adam As (Abul Basyar) AL-Ilah yang Maha Agung lebih dulu menciptakan suatu alam yang disebut ”ALAM LAHUT / alam tanpa batas yang di huni oleh NUR MUHAMMAD lalu di terus kan ke “Alam Jabbarut & Malaakut”, dan dihuni oleh para malaikat-malaikat Allah yang tak terbilang banyaknya. Sebagian dari kelompok para Malaikat-Malaikat Allah tersebut adalah kelompok Malaikat Muqarrabin, Malaikat Kurubiyyin, Malaikat Kiraman Katibin, Malaikat Arsyi, Malaikat Hafadzah dan Malaikat Aran Jabaniyyah, Malaikat Arsyi. Dan masih banyak lagi golongan Malaikat-malaikat lainnya yang tidak dapat disebutkan disini. Para malaikat-malaikat ini masing-masingnya mempunyai sayap, yang sayapnya saja secara langsung melambangkan “Hakikat realitas penerbangan dan pendakian melawan seluruh hal yang merendahkan derajat serta menurunkan kekuatan atas dunia ini, yang akhirnya mengantar pada kebebasan dari kungkungan duniawi yang serba terbatas”. Seperti tersebut didalam Firman-Nya : “ Segala puji bagi Allah pencipta langit dan bumi yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai urusan) yang mempunyai sayap masing-masing (ada yang) dua, tiga empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa Atas Segala Sesuatu”.
(QS. Fathir ayat 1).
“Alam Jabbarut & Malakut” terdiri dari tujuh lembah pegunungan kosmik “Qaf” yang pada puncaknya terdapat singgasana Al-Ilah (Al-Arsy). Alloh yang menciptakan singgasana (Al-Arsy) dari jambrud hijau dan keempat tiangnya terbuat dari batu merah delima, yang dibawa oleh delapan Malaikatul Arsy, yang selalu bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya. Ketujuh lembah “Qaf” itu sendiri, adalah Lembah Thalab (pencarian), Lembah Isyq (cinta), Lembah Istighna (kepuasan), Lembah Hayrat (kekaguman), Lembah Faqr (kemiskinan), Lembah Ma’rifah (gnosis), dan Lembah Fana (lebur). Dimasing-masing ketujuh lembah pegunungan kosmik “Qaf” ini terdapat (tersimpan) tujuh buah huruf Al-Hijaiyyah, yakni huruf-huruf yang ada pada kalimah suci “Bismillah”. Pegunungan kosmik “Qaf” merupakan pesona spiritual dari keindahan dan keAgungan Tuhan, yang selalu menjadi pintu gerbang untuk masuk kedalam lautan rahasia Tuhan, yang dimulai dengan kerinduan kepada-Nya, dan bergerak secara perlahan menuju penyingkapan “hakikat Bismillah” yang suci dan mensucikan, dan akhirnya mencapai peleburan (Fana) dengan melintasi horizon esoterisme “Qaf” yang sangat luas dan tanpa batas. “Qaf, demi Al-Qur’an yang sangat mulia” (QS. Qaaf ayat 1).
Ekspresi universal kehidupan “Alam Jabbarut & Malaakut” dan jalan inisiatik, dimungkinkan oleh tingginya tingkatan spiritual (maqam) yang sekaligus menjadi awal cikal bakal penciptaan langit dan bumi yang pada waktu itu (di alam jabbarut malakut), langit masih berupa asap, asap yang keluar dari ketujuh lembah “Qaf”, kemudian Allah satukan dan dari asap tersebut dijadikannya tujuh lapis langit. Seperti tersebut dalam firman-Nya: “ Yang menciptakan tujuh lapis langit “ (QS. Al-Mulk ayat 3).
Dan firman-Nya lagi : “Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit yang kala itu masih berupa asap” (QS. Al-Fusilat ayat11).
Setelah tujuh lapis langit terbentuk, kemudian Allah Swt menciptakan tujuh lapis bumi yang diambil dari pegunungan kosmik “Qaf” pula. “ Allah-lah yang mnciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi” (QS. Ath-Thalaaq ayat 12).
Catatan : Pengertian mengenai penciptaan langit dan bumi ini adalah “langit akhirat dan bumi akhirat”, karena setelah penciptaan langit dan bumi akhirat ini, Allah Swt menciptakan tujuh surga dan tujuh neraka, barulah langit dan bumi dunia Allah ciptakan dalam masa yang pada saat itu bumi masih dalam keadaan gelap gulita.
Seperti yang Allah Swt firmankan didalam Al-Qur’an : “Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi, dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan kami sedikitpun tidak ditimpa kelelahan “ (QS. Qaaf ayat 38).
Al-ilah Yang Maha Esa menciptakan dunia setelah DIA (Allah) menciptakan surga dan neraka berikut wildan dan bidadari. Dunia saat itu masih dalam keadaan gelap gulita, dan setelah Nabi Adam As dan Siti Hawa terusir dari surga, kemudian turun ke dunia, barulah Allah Swt menciptakan cahaya yang menerangi dunia (matahari-bulan-dan bintang), walau sebenarnya penciptaan cahaya (cahaya Muhammad) ini lebih dulu dari pada penciptaan Alam Jabbarut Malaakut, yakni “Nur Muhammad”
Al-haq adalah “cahaya langit dan bumi”. Demikian penegasan Al-Qur’an yang kemudian dimensi kosmogonis dan kosmologisnya diperkuat oleh Rasul Saw. Dengan sabdanya : “Yang pertamakali diciptakan oleh Alloh adalah cahaya / Nur muhammad” yang menjadi awal dari tajallinya (tanpak) alam dan menjadi awal mulanya kehidupan serta menjadi RATU nya RUH dan di sebut dg RUH idlofi.
“Cahaya bagaikan kutub-kutub spiritual yang menyala, laksana norma dan teladan-teladan yang hidup dan menjadi perhatian para pencari kebenaran dimana dan kapanpun yang sekaligus merupakan realitas surgawi dibalik bentuk keduniawian”.
“Hakikat Bismillah adalah gema panggilan Al-haq kepada manusia untuk kembali ke sumber spiritualnya“ .
Sebenarnya seluruh manifestasi berasal dari ketujuh huruf ini (Ba Sin Mim Alif Lam Lam Ha), karena bagaimana mungkin Yang “Esa” melambangkan sesuatu yang lain dari huruf-huruf yang akan mengakui keEsaan-Nya, apalagi penggabungan dari ketujuh huruf-huruf ini jika berbentuk huruf Arab yang memanjang dari kanan ke kiri, akan merupakan lambang penerimaan prinsip material dan pasif, dalam arti kata “ketaqwaan mutlak” serta dimensi keindahan yang menyempurnakan ke-Agungan diri-Nya, dan sekaligus melambangkan pusat teragung yang dari-Nya segala sesuatu itu berasal dan kemana segala sesuatu itu kembali.
“Manusia harus percaya kepada yang suci dan terlibat didalamnya, kalau tidak, maka Yang Suci akan menyembunyikan dirinya dibelakang selubung yang tidak dapat diraba dan dilalui, yang pada hakikatnya adalah, selubung jiwa rendah manusia “. Kesucian “Bismillah” mampu menciptakan sesuatu yang bersifat spiritual sekaligus sensual, menyingkap keindahan dunia ini beserta sifat fananya, dan menjelma dalam bentuk alam transendental yang indah melalui teofani Tuhan, karena hakikat Bismillah masih suci dan dicari oleh sebagian masyarakat Islam, dan menjadi nilai universal bagi seluruh dunia pada saat kebodohan mengancam untuk mencekik “spirit Bismillah” itu sendiri. Nama “Allah” adalah kunci khazanah misteri Tuhan dan pintu gerbang menuju Yang Gaib dan Yang Nyata. Itulah realitas yang berdasarkan identitas esensial Tuhan dan kesucian nama-Nya. Itulah alasan mengapa para Ahlul Hukama selalu merenungi dan menyebutkan bahwa ; “Huruf-huruf didalam “Bismillah” turun dari dunia spiritual ke dunia fisikal dan memiliki substansi spiritual batin ketika mengenakan selubung dunia gaib yang mampu menembus kedalam makna batinnya, dan dapat merenungkan simbol prinsip-prinsip realitas maupun pedoman yang terwujud”. “Al’Qur’an bagaikan sepercik cahaya yang menyinari kegelapan eksistensi manusia di dunia ini”. Misteri Zat yang menyatakan identitas, yang sekaligus merupakan sifat Tuhan yang mutlak dan juga transendensi, mencakup seluruh aspek ketuhanan yang mungkin termasuk dunia dengan pembiasan pembiasan dari-Nya yang mengindividualisasi tak terkira banyaknya. Maka dari itu orang yang mencintai Tuhan akan selalu “mengosongkan hatinya dari segala sesuatu selain-Nya” (ini terapi yang sangat ampuh untuk mencapai puncak kekhusyuan didalam shalat); karena “ Alif Lam Lam Ha” akan menyerbu hatinya dan tidak menyisakan ruang sedikitpun untuk sesuatu yang lain, karena seseorang hanya perlu mengetahui dan menyelami hakikat “Bismillah” ini untuk mengetahui semua yang dapat diketahui. Hal ini pernah disinggung dalam salah satu Hadits Rasul Saw, yang menyebutkan, bahwa “Barang siapa yang melakukan sesuatu pekerjaan dengan tanpa diawali “Bismillah”, maka tidak akan ada keberkahan didalam pekerjaannya itu”. Karena didalam makan dan minumnya manusia, Iblis akan turut andil didalamnya, jika tidak diawali dengan ucapan “Bismillah”.
Sedangkan mengenai huruf “Ha” (Ha, marbutoh), yang melambangkan realitas lingkaran kosmos sebagai wahyu primordial Tuhan yang merupakan hasil dari pengejawantahan keEsaan pada bidang keanekaragaman. Keempat buah huruf suci ini merefleksikan kandungan prinsip keEsaan ilahi, kebergantungan seluruh keanekaragaman kepada Yang Esa, kesementaraan dunia dan kualitas-kualitas positif dari eksistensi kosmos atau makhluk, sebagaimana difirmankan oleh Allah Swt didalam Al-Qur’an: Yaa Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia”
Keempat huruf ini jika digabungkan menjadi kalimat “Allah”. Itulah alasan mengapa “Alif” menjadi sumber abjad dan huruf pertama dari nama “Tuhan Yang Maha Kekal” ini, Allah, yang bentuk visualnya benar-benar menyampaikan seluruh doktrin metafisik Islam mengenai alam realitas. Karena dalam bentuk tulisan dari nama “Allah” dalam bahasa Arab, kita melihat dengan jelas suatu garis horizontal, yakni gerak penulisannya, kemudian garis tegak lurus dari “Alif” dan “Lam” semacam garis melingkar, yang secara simbolis dapat disamakan dengan suatu lingkaran “Tauhid” yang mengelilingi jiwa orang Islam, “ dan sekaligus merupakan suatu teofani dan refleksi dari ketakterbatasan kekayaan khazanah Tuhan yang tercipta setiap saat tanpa pernah kehabisan kemungkinan-kemungkinannya”. Hal ini pula yang menegaskan peran kitab suci Al-Qur’an sebagai petunjuk (Al-Huda), jalan menuju Al-Haq. Kesucian “Bismillah” membantu manusia untuk menembus selubung eksistensi material sehingga memperoleh jalan masuk ke “Barakah” yang terletak didalam firman illahi dan untuk mengenyam suatu “rasa”, bahwa setiap jiwa akan mengenyam sesuai dengan kapasitas, keterbatasan, dan keabadiannya.***
Huruf “Alif” didalam kalimat “Bismillah” dengan vertikalitasnya melambangkan kekuatan Tuhan dan prinsip transenden yang darinya segala sesuatu itu berasal, sedangkan dua huruf “Lam” dalam bentuk kail (mata kail), yang melambangkan suatu peringatan agar hamba Allah berhati-hati dalam pancingan Iblis atau setan dan sekaligus merupakan pengejawantahan yang dapat dilihat dari firman ilahi, untuk membantu kaum muslim menembus kedalam dan ditembusi oleh kehadiran ilahi yang sesuai dengan kapasitas spiritual setiap orang Islam. Bagi mereka yang mengikuti jalan menuju “haqiqah”, kalimat suci ini merupakan pembantu pertama yang sangat diutamakan untuk merenungkan ke-Esaan Ilahi Rabbi, karena huruf “Ba” yang dilambangkan oleh titik pengenal kesucian horizontal “Sin” dengan wujud lengkungan vertikal yang menghadap langit dan “Mim” yang berporos pada suatu tiang kepasrahan. Tiga huruf-huruf suci ini secara keseluruhan melambangkan eksistensi universal untuk menuntun manusia dalam pembauran kualitas, kekuatan, dan aliran berbagai elemen agar setiap muslim mengingatkan ajaran Tuhan, yaitu dalam bentuk alam semesta, yang benar-benar muslim atau tunduk kepada kehendak Al-haq dengan mematuhi sifat dan hukum alamnya sendiri-sendiri. Kalimat suci “Bismillah” yang terucap saat berdzikir, berarti sang pendzikir telah kembali kepusat alam, bukan secara eksternal melainkan melalui hubungan batin yang menghubungkan dirinya dengan prinsip-prinsip dan irama-irama alam primordial yang sakral dan teramat luas sekaligus merupakan suatu perumpamaan dialog suci antara seorang Hamba dengan Khaliqnya, yang menenangkan dan sekaligus mensucikan jiwanya, begitupun “Bismillah” yang terucap disaat manusia hendak melakukan suatu pekerjaan-pekerjaan yang halal, maka kesadaran dirinya akan terbangkit dari keterlenaan, dalam dirinya melalui kesadaran akan realitas Yang Maha Esa.
"Sebuah kesadaran yang sesungguhnya merupakan substansi dari manusia primordial dan sebab terbentuknya eksistensi manusia “.Hati serta jiwa seluruh muslim disegarkan oleh “keagungan, keselarasan dan kesucian” kalimat “Bismillah” dalam pada bentuk-bentuk huruf Al-Hijaiyyah yang terdiri dari tujuh huruf (Ba Sin Mim Alif Lam Lam Ha), yang mengelilingi kaum muslim yang hidup didalam masyarakat Islam tradisional dan yang mengungkapkan keindahannya pada setiap lembaran-lembaran suci Al-Qur’an. Oleh karenanya “Bismillah” sebagai induk suci Islam yang merupakan karunia dari “Haqiqah” yang terletak dalam hati wahyu Islam. Kalimat suci ini akan tetap demikian bagi seluruh muslim, tak peduli apakah diri mereka sadar akan haqiqah ataukah mereka yang sudah puas dengan bentuk-bentuk luarnya saja (kalimat Bismillah yang tersurat). Kesadaran ini diperkuat dengan tata cara “shalat” yang secara naluriah mengembalikan manusia pada keadaan haqiqat kesadaranNYAdengan menjadikan seluruh alam sebagai tempat ibadah. Begitu pula halnya kalimat “Bismillah” yang terucap saat bersujud menyentuh bumi (shalat), adalah ; untuk mengembalikan manusia ke-kesucian pada kemurnian (al-fithrah) saat Yang Maha Esa menghadirkan DIRINYA secara langsung didalam diri manusia dan menjadi mutajalliyahNYA Al-haq “mengumandangkan sebuah simfoni abadi dalam keselarasan yang ada pada alam yang suci”.سبح يسبح علي نفسه mensucikan DIRI-NYA sendiri dengan kesucianNYA bukan untuk mahluk ..!!!
Bismillah diilhami oleh spiritualitas Islam secara langsung yang diwahyukan oleh Allah Swt kepada Nabi, sedangkan wujudnya tentu saja dibentuk oleh karakteristik-karakteristik tertentu dari tempat penerima wahyu Al-Qur’an, yaitu : “Qalbu” (hati), yang nilai-nilai positifnya diuniversalkan Islam. Bentuk wahyu Islam yang pertama ini (Bismillah) tidaklah mengurangi kebenaran, bahwa sumber religius dari “Bismillah” ini berasal dari kandungan batin dan dimensi spiritual Islam pula. Hanya bagi orang yang yang trpanggil oleh-NYA yg mampu melihat relitas-realitas tersebut ataupun orang yang telah dipilih untuk memperoleh penglihatan “Al’Bashirah” (penglihatan batin) dan di jauhkan dari sifat basyariyah (kemanusiaan) atas sesuatu yang tersembunyi dibalik rahasia “Bismillah”, dan dikarenakan “Bismillah” ini merupakan pula pesan dari ruang inti perbendaharaan yang gaib (khaza’in al-ghoybi), maka siapapun yang menerima pesan kalimat suci ini didalam hatinya ia seakan menikmati alunan nyanyian alam rahim yang membawa jiwanya sebelum episode perjalanan duniawinya yang singkat. Agama Islam tidak berdasarkan ketegangan dramatis antara langit dan bumi, atau pengorbanan diri dan penyelamatan melalui penyerahan diri kepada Al-haq semata , akan tetapi Agama Islam bertindak untuk mengembalikan kesadaran manusia, bahwa alam semesta adalah kalam ilahi (al-qur’an qodim) dan pelengkap ayat-ayat suci tertulis (al-furqon) yang diwahyukan dalam bahasa Arab. Bismillah membantu manusia untuk menembus selubung eksistensi material, sehingga memperoleh jalan masuk ke barakah yang terletak didalam firman ilahi dan untuk mengenyam hakikat alam spiritual, karena Bismillah itupun adalah suatu pengejawantahan dari kristalisasi realitas-realitas spiritual (Al-Haqa’iq) yang terkandung didalam wahyu Islam pertama :
“Iqraa bismirabbikaal ladzii khalaq” : Dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan (QS. Al-Alaq ayat 1).
Kalimat “Bismillah” merupakan hasil dari pengejawantahan ke-Esaan pada bidang keanekaragaman. Kalimat suci ini merefleksikan kandungan prinsip keEsaan ilahi, kebergantungan seluruh keanekaragaman kepada Yang Esa, kesementaraan dunia dan kualitas-kualitas positif dari eksistensi kosmos atau makhluk, sebagaimana difirmankan oleh Allah Swt didalam Al-Qur’an: “Yaa Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia” (QS. Ali Imran ayat 191).
Allah Swt menurunkan kalimat suci “Bismillah” dalam wujud fisik (yang tersurat) pada sebuah kitab suci Al-Qur’anul Kariim yang secara langsung dapat dipahami oleh pikiran yang yang telah tidak bersandar pada selain alloh . Karena kalimat suci “Bismillah” itu sendiri, memiliki realitas-realitas dasar dan perbuatan-perbuatan sebagai tangga bagi pendakian jiwa dari tingkat yang dapat dilihat dan di dengar menuju ke Yang Maha RUH (sirru al-rbubiyah) , yang juga merupakan keheningan diatas setiap bunyi. Wujud fisik (Bismillah) inipun didasarkan pada ilmu pengetahuan tentang dunia batin yang tidak hanya berkaitan dengan penampakan lahir semata, tetapi juga dengan realitas-realitas batin “Bismillah” itu sendiri (yang tersirat)
Karena adanya suatu kehadiran ilahi dalam teks Al-Qur’an , yakni Bismillah (Basmallah), maka kalimat Bismillah inipun merupakan pengejawantahan yang dapat dilihat dari firman ilahi itu, untuk membantu kaum muslim menembus kedalam dan ditembusi oleh kehadiran ilahi yang sesuai dengan kapasitas spiritual setiap orang Islam…!!!
Oleh sebab itu, siapa pun yang meraih Tajalli asma,Af’aal,sifat, dan tajalli dzat Allah dengan sirnanya tirai dunia & akhirat , maka ia akan tawakkal. Sedangkan siapa yang meraih TajalliNYA dengan sirnanya diri kehamba’an (asma,af’al,sifat &dzat) maka terbukalah ia akan Ridha dan Pasrah. Dan siapa yang meraih Tajallinya Dzat dengan terbukanya tirai Sifat, ia akan fana dalam kesatuan. Maka ia pun akan meraih Penyatuan Mutlak. Ia berbuat, tapi tidak berbuat. Ia membaca tapi tidak membaca “Bismillahirrahmaanirrahiim”. Tauhidnya af’aal mendahului tauhidnya Sifat, dan ia berada di atas Tauhidnya Dzat. Dalam trilogi inilah Nabi saw, bermunajat dalam sujudnya, “Tuhan, Aku berlindung dengan ampunanmu dari siksaMu, Aku berlindung dengan RidhaMu dari amarah dendamMu, Aku berlindung denganMu dari diriMu”.
Penjelmaan duniawi dari pola dasar ilahi, yang disebut didalam Al-Qur’an dengan penulisan pena dan tempat tinta, memiliki suatu pokok spiritual. Dapat dikatakan, bahwa Al-Qur’an merupakan suara dari firman Tuhan yang diembuskan ke hati Nabi dan kemudian kepada para sahabat dan generasi-generasi selanjutnya.
Sayyidina Ali Karamallahu Wadz’hahu mengatakan : “ Bahwa seluruh Al-Qur’an itu terkandung didalam surat Al-Fatihah”, sedangkan surat Al-Fatihah itu sendiri terkandung di dalam Bismillah (basmallah)…
Tiga Alif yang tersembunyi yang merupakan pelengkap terhadap dua puluh dua huruf ketika dipisah-pisah, merupakan perunjuk pada Alam Ilahi Yang Haq, menurut pengertian Dzat. Sifat dan Af ‘aal. Yaitu tiga Alam ketika dipisah-pisah, dan Satu Alam ketika dinilai dari hakikatnya. Sementara tiga huruf yang tertulis menunjukkan adanya manifestasi alam-alam tersebut pada tempat penampilannya yang bersifat agung dan manusiawi. Dan dalam rangka menutupi Alam Ilahi, ketika Rasulullah saw, ditanya soal Alif yang melekat pada Baa’, “dari mana hilangnya Alif itu?” Maka Rasulullah saw, menjawab, “Dicuri oleh Syetan”.
Diharuskannya memanjangkan huruf Baa’nya Bismillah pada penulisan, sebagai ganti dari Alifnya, menunjukkan penyembunyian Ketuhanannya predikat Ketuhanan dalam gambaran Rahmat yang tersebar. Sedangkan penampakannya dalam potret manusia, tak akan bisa dikenal kecuali oleh ahlinya. Karenanya, dalam hadist disebutkan, “Manusia diciptakan menurut gambaran Nya”
Dzat sendiri tersembunyikan oleh Sifat, dan Sifat tersembunyikan oleh Af’aal. Af’aal tersembunyikan oleh jagad-jagad dan makhluk. Disebutkan, bahwa Wujud ini muncul dari huruf Baa’ dari Basmalah. Karena Baa’ tersebut mengiringi huruf Alif yang tersembunyi, yang sesungguhnya adalah Dzat Allah. Disini ada indikasi terhadap akal pertama, yang merupakan makhluk awal dari Ciptaan Allah, yang disebutkan melalui firman-Nya, “Aku tidak menciptakan makhluk yang lebih Kucintai dan lebih Kumuliakan ketimbang dirimu, dan denganmu Aku memberi. denganmu Aku mengambil, denganmu Aku memberi pahala dan denganmu Aku menyiksa”. (Al-hadits).
Huruf-huruf yang terucapkan dalam Basmalah ada 18 huruf. Sedangkan yang tertera dalam tulisan berjumlah 19 huruf. Apabila kalimat-kalimat menjadi terpisah. maka jumlah huruf yang terpisah menjadi 22. Delapan belas huruf mengisyaratkan adanya alam-alam yang dikonotasikannya dengan jumlahnya. 18 ribu alam. Karena huruf Alif merupakan hitungan sempurna yang memuat seluruh struktur jumlah. Alif merupakan induk dari seluruh strata yang tidak lagi ada hitungan setelah Alif. Karena itu dimengerti sebagai induk dari segala induk alam yang disebut sebagai Alam Jabarut, Alam Malakut, Arasy, Kursi, Tujuh Langit., dan empat anasir, serta tiga kelahiran yang masing masing terpisah dalam bagian-bagian tersendiri. Sedangkan makna sembilan belas, menunjukkan penyertaan Alam Kemanusiaan. Walau pun masuk kategori alam hewani, namun alam insani itu menurut konotasi kemuliaan dan universalitasnya atas seluruh alam dalam bingkai wujud, toh ada alam lain yang memiliki ragam jenis yang prinsip. Ia mempunyai bukti seperti posisi Jibril diantara para Malaikat. kalimat-kalimat merupakan hakikat-hakilkat wujud dan kenyataannya. Sebagaimana Isa as, disebut sebagai Kalimah dari Allah, sedangkan keparipurnaan akhlak adalah predikat dan keistimewaannya. Predikat itulah yang menjadi sumber perbuatan-perbuatan yang terkristal dalam jagad kemanusiaan. Memahaminya sangat halus. Di sanalah para Nabi – alaihimus salam – meletakkan huruf-huruf hijaiyah dengan menggunakan tirai struktur wujud. Kenyataan ini bisa djtemukan dalam periode! Isa as, periode Amirul Mukminin Sayyidina Ali Karromallahu Wajhah, dan sebagian masa sahabat, yang secara keseluruhan menunjukkan kenyataan tersebut.
C. Rahasia Basmalah dengan Ruh
AL-RUH
AL-IDHAFI, menurut salah seorang Ulama Tasawuf Al-Marhum Syeikh Naem
As-Saufi dalam kitab Mengenal Ruh : Bermula ada pun Ruh Idhafi itu maka daripadanya
asalnya Jawahir. Ada pun Ruh Idhafi itu ialah
Nuktah. Yang mengadakan Nuktah itu Zat Allah yang Maha Suci. Maka Nuktah itu
adalah Titik. Maka Titik itu didalam BA, maka bernamalah ia Bismillah. Maka
dari huruf Bismillah itulah asalnya kejadian alam semesta dan segala
isi–isinya. Apabila BA itu terbalik ianya dinamakan NUN. Maka Roh Idafi itulah
izin Allah di dalam diri kita. Maka Ruh Idhafi itulah
dinamakan Ujud Idhafi. Maka Ruh Idhafi itulah dinamakan Nyawa Muhammad, Nyawa
Adam, Nyawa orang-orang Mukmin dan Nyawa kepada Ruhani. Maka kenyataan Ruh Idhafi itu
lah Ruhul Quddus. Maka kenyataan Ruhul Quddus itu ialah Ruhani. Kenyataan
Ruhani itu ialah Nafas kita. Maka ada pun Ruh Idhafi itu didalam diri. Maka
Hakeqat itu diri, dan diri itu didalam Idhafi. Pasal Nabi Musa AS tidak
kenal apa itu Idhafi, maka sebab itu Nabi Musa AS tidak kenal siapa itu Nabi
Khidir AS. Maka sebab itu Nabi Musa tidak sanggup mengikuti perjalanan Nabi
Khidir AS sampai pada edahnya…
Wallahu’alam…
1. Qarin jin pendamping manusia
Qarin adalah jin yang dicipta
oleh Allah sebagai pendamping atau kembar kepada setiap insan yang dilahirkan
(manusia). Dia dikatakan sebagai “syaitan” kepada manusia itu. Setiap manusia
yang dilahirkan ke dunia ini pasti ada qarin nya sendiri. Rasulullah s.a.w.
tidak terkecuali. Cuma bezanya, qarin Rasulullah adalah muslim. Manakala yang
lain-lainnya adalah kafir. Pada umumnya qarin kafir ini mendorong
“dampingan”nya membuat kejahatan. Dia membisikkan was-was, melalaikan ibadah
seperti solat, membaca al-Quran dan sebagainya. Malah ia bekerja sekuat tenaga
untuk menghalang manusia dampingannya melakukan ibadah dan kebaikan. Untuk mengimbangi usaha qarin
ini Allah utuskan malaikat (Maha Adil Allah). Malaikat ini akan membisikkan
hal-hal kebenaran dan mengajak membuat kebaikan. Maka terpulanglah kepada
setiap manusia membuat pilihan. Walau bagaimanapun orang2
Islam mampu menguasai dan menjadikan pengaruh qarinnya lemah tidak berdaya. Caranya ialah dengan membaca
“Bismillahir Rahmanir Rahim” (basmalah) sebelum melakukan sebarang pekerjaan,
banyak berzikir, membaca al-Quran, melakukan kebaikan dan taat melaksanakan
perintah Allah. Secara tidak langsung manusia itu akan meninggalkan nafsu
syahwat dan sifat-sifat tercela. Membersihkan dirinya bersesuaian dengan
martabat malaikat tersebut. Pernah satu ketika dulu para
‘ustadz” pendakwah menceritakan bahawa apabila kita makan berserta Bismillah….
syaitan akan kelaparan dan kurus tetapi jika sebaliknya ia semakin gemuk. Pada
awalnya memang mengelirukan dan sukar difahami bagaimana syaitan itu boleh
kurus kerana bukan kita seorang sahaja manusia di muka bumi ini. Bukan semuanya
baca basmalah bila hendak makan dan minum. Setelah dibangkitkan soal qarin ini
baharulah kita faham kedudukan sebenarnya. Syaitan yang dimaksudkan ialah jin
qarin ini (sifatnya berlawanan dengan sifat malaikat – sebab itu disebut
syaitan) dan ia khusus untuk setiap individu.
Sabda Rasulullah s.a.w.
daripada Abdullah Mas’ud r.a. maksudnya: “Setiap kamu ada Qarin daripada bangsa
jin, dan juga Qarin daripada bangsa malaikat. Mereka bertanya: “Engkau juga ya
Rasulullah.” Sabdanya: “Ya aku juga ada, tetapi Allah telah membantu aku
sehingga Qarin itu dapat kuislamkan dan hanya menyuruh aku dalam hal kebajikan
sahaja.” (Riwayat Ahmad dan Muslim).
Kewujudan qarin ialah untuk
menggoda manusia, menampakkan hal-hal yang buruk dan hal-hal yang jahat-jahat
seolah-olah baik pada anggapan manusia, lalu akhirnya manusia terpengaruh atau
terpesong.
Firman Allah: “Dan demikianlah kami jadikan bagi setiap nabi itu musuh
dari jenis manusia dan jin, sebahagian daripada mereka membisikkan kepada yang
lain perkataan yang indah-indah untuk menipu”. (Q.S. Al-An'am ayat 112)
Ath-Thabarani mengisahkan
riwayat dari Syuraik bin Thariq. Ia berkata, Rasululloh Shallallahu ‘Alaihi Wa
Sallam bersabda, yang artinya: “Tidak ada seseorang di antara kalian melainkan
ada baginya seorang syaitan.” Mereka bertanya, “Juga bagimu, ya Rasulullah?”
“Ya, juga bagiku, tetapi Allah melindungiku sehingga aku selamat .”(HR. Ibnu
Hibban).
Jin ini, menurut para alim
ulama’, bukanlah dari kalangan jin yang biasa. Jin ini tugasnya hanya untuk
menyesatkan ‘tuan’nya, yang didampingi dari awal kelahiran hingga kematian
manusia tersebut. Ada juga qaul yang menyatakan bahawa jin ini dilahirkan bersama-sama
kita, akan tetapi ianya tidak mati apabila kita meninggal dunia kerana hayat
mereka dipanjangkan Allah, dan mereka hanya dimatikan menjelang hari Qiamat. Ketika manusia mati sama ada
dalam keadaan beriman kepada Allah atau mati dalam keadaan murtad, syirik atau
kufur hasil daripada tipu helah iblis dan syaitan yang sentiasa berada di
samping manusia, menemani manusia ke mana dia pergi, ataupun mati dalam Islam
tetapi bergelumang dalam maksiat. Qarin akan berpisah dengan
“kembar”nya apabila manusia meninggal dunia. Roh manusia akan ditempatkan di
alam barzakh, sedangkan qarin terus hidup kerana lazimnya umur jin adalah
panjang. Walau bagaimanapun, apabila tiba hari akhirat nanti maka kedua-duanya
akan dihadapkan ke hadapan Allah untuk diadili.
Tetapi qarin akan berlepas
tangan dan tidak bertanggungjawab atas kesesatan atau kederhakaan manusia.
2. HAKIKAT MUHAMMAD
Dalam bahasa tasawuf/sufi
hakikat muhammad berhubungan dengan roh al quddus dengan roh al-muhammadiyah.
dibawah ini penulis kemukakan analis hal tsb dalam perspektif wali agung Syeikh
Abdul Qodir al-Jaelani dan juga dalam perspektif wali di tanah jawa , yang
sebagian perjalanan pemahaman tentang tasawufnya banyak di pengaruhi oleh wali
agung Syeikh al-Jaelani. Anda mungkin pernah bertanya-tanya
mengapa wajah rasulullah tidak bisa atau tidak boleh di gambarkan? .. alasan
yang muncul kadang karena pada saat itu belum ada fotografi sehingga gambarnya
tidak mungkin tepat, kalau hanya itu alasannya, kurang tepat bagi saya, karena
pasa masa nabi-nabi yang lain juga belum ada tekhnik foto, dan tidak
dipermasalahkan gambar-gambar para nabi dan wali yang ada. Kalau kita melihat banyak
kitab dan buku yang ada, pengambaran Allah dan Nabi Muhammad diilustrasikan
dengan dengan cahaya yang terang benderang. inspirasi dari ilustrasi cahaya tsb
sebenarnya berasal dari QS:Al-Nur:35 tentang nur illahi. Sementara Muhammad
adalah personalisasi di dunia nur tsb, maka dalam hal sosok Muhammad yang harus
di perhatikan bukan person historisnya ,akan tetapi essensinya dalam bentuk
substansi nur muhammad, cahaya pilihan dalam bentuk manusia yang terpuji
(Sempurna), karena justru dengan nur muhammad itulah, maka person historis Nabi
Muhammad bermakrifat secara musyahadah dan dengan mata telanjang(Ibn Arabi:26) dan
dengan cahaya makrifat Nabi Muhammad maka seluruh makhluk dapat mengenali, dan
melalui keutamaannya mengungguli seluruh makhluk, mereka memberi pengakuan. Jelas
menurut Syeikh al-Jaelani, Nur Muhammad ciptaan pertama dan utama Allah,yang di
cipta dari nur Allah (esensi) sendiri, atau memang cahaya khusus yang di
karuniakan Allah sendiri, untuk merujuk pada keutamaan dan kemuliaanya sebagai
prototipe al-insan al-kamil(al-jaelani:121).
Dalam kaitan bahwa Nabi
Muhammad Hakikatnya bukan sosok historisnya yang harus di rujuk, maka asma’
Muhammad bukanlah nama asal dari rasulullah yang agung ini. Muhammad adalah
nama dunianya, di mana nama aslinya sejak kecil adalah “Ahmad”, sosok yang
penuh dengan keterpujian, sementara secara sepiritualnya, dan dalam posisinya
terhadap Allah, Rasulullah mengemukakan dirinya sendiri bahwa: Ana Ahmadun
bi-la mim”. Artinya pada dirinya tidak lain penyandang nama “Ahad” dia adalah
pengejawentahan dari Yang Esa. Inilah yang juga di sebut Roh Al- Quds, roh suci
untuk meneruskan penzahiran yang paling sempurna dalam peringkat alam
lahut(Al-jaelani:27) dalam hal ini para wali kuno tanah jawa memberikan
penjelasan secara tepat sbb:
‘…. Muhammad itu pada
hakikatnya Nur Allah, yang dalam bentuk lahir ialah muhammad “… persis ungkapan
Al Ghazali: bahwa Muhammad yang seorang nabi/rasul dengan Muhammad yang seorang
arab mesti kita harus bisa membedakan walaupun memang kenyataanya Nabi Muhammad
lahir di jazirah arab. Di sinilah rahasia dari
menyatunya syahadat rasul ke dalam syahadat tauhid, dan inilah jawaban mengapa
sejak Nabi Adam AS menghuni surga, digerbangnya sudah terdapat tulisan syahadat
rasul ini. Ya Nur Muhammada selalu menyertai roh dari semua jiwa yang akan dan
pernah ada di alam semesta ini. Ini pula kunci rahasia mengapa para nabi yang
pernah ada memohon kepada Allah agar di jadikan sebagai umat Nabi Muhammad
saw.(Al-jaelani :121). Nur muhammad dalam perspektih
Syaikh Abdul Qodir Al-Jaelani di sebut dengan sebutan Roh Muhammad, yang
diciptakan dari cahaya ketuhanan (nurun ala nurin) nur Muhammad merupakan
realitas ghaib yang menjadi inti segala penciptaan. Oleh karenanya kadang ia
disebut Nur, Roh, Qalam (tercipta dari perkataan kun). Ia merupakan realitas
yang memiliki banyak nama menurut fungsi dan dari mana sudut mana kita memandang
(al-jaelani:7). Maka
realitas batin seperti inilah yang diberikan kepada orang-orang sufi sebagai
Hakikat Al-Muhammadiyah. Jika disebut dengan nur tau cahaya karena ia memang
bebas dan bersih dari segala kegelapan, karena adanya cahaya tsb. Realitas dalam
fungsinya di dunia tampak pada gelarnya sebagai ‘Aql al-kull(Akal semesta) karena
pengetahuanya tentang segala sesuatu. Ia mendapat gelar Qalam, karena dari
pengetahuannya dalam akal semesta ia menyebarkan ilmu dan hikmah dan
menzahirkan ilmu dalam bentuk huruf dan perkataan, ia disebut roh karena
menjadi esensi kehidupan, dan memunculkan yang hidup.
Maka menurut Al-Jaelani, Muhammad
adalah nama insan dalam alam gaib, di mana roh berkumpul, yang menjadi sumber
dan asal segala sesuatu. Di sinilah letak dari logika bahwa Allah menciptakan
alam, karena akan menciptakan person dari muhammad utk keperluan alam ini. Dari
kelahiran Nur Muhammad inilah diikuti oleh penciptaan makhluk-makhluk yang lain
serta Arsy-nya. Dalam pengejawentahannya, menurut
al Jaelani dan para tokoh sufi lainya, Allah kemudian menurunkan nur dari
tempat kejadiannya, yaitu alam lahut ke alam asma’ Allah, yaitu alam penciptaan
sifat-sifat Allah dan alam akal roh semesta. Kemudian di turunkan lagi ke alam
malaikat utk di pakaikan pakaian kemalaikatan. Lalu diturunkan lagi ke alam
ajsam yang terjadi unsur api, udara, air dan tanah, disitulah roh diberikan
jasmaniah beserta nafsu-nafsunya(al-jaelani:9). Setelah roh mengalami
badanisasi inilah ia mulai mengalami kehilangan nur, dan lupa akan asal serta
perjanjian azalinya dengan Allah. Namun Allah juga tetap memberikannya bekal untuk
kembali dalam bentuk mata hati atau bashirah yang menjadi gerbang bagi gerak
bebas roh al -idhafi sebagai mursyid setiap jiwa. Hanya saja, basirah ini akan
berfungsi optimal kalau seseorang selalu berada dalam taqarrubnya kepada Allah. Dengan bashirahnya inilah ia
akan sanggup menembus kabut alam ghaib, dan menyingkap segala hijab yang
menjadi penghalangnya untuk kembali kepada Allah. Orang sudah dapat memfungsikan
bashirahnya dan mendayagunakan Roh Al-Muhammad-nya sebagai pusat perjalanan
sepiritualnya. maka ia akan bisa menembus semesta, karena letak nur muhammad
itu sendiri berada di langit tujuh berada dalam arsy-nya yang menyatu dan
menyanding dengan Allah itu sendiri. Ia akan dapat kembali terserap dalam
kesatuan nur essensial, sehingga ia dapat melihat apa yang belum pernah
dilihat, dan mengatasi semua penglihatan dan benda yang dapat dilihat...
Menurut Al-Jaelani, hal yang
di perlukan orang awam utk membuka bashirahnya adalah dengan mencari orang yang
bashirohnya sudah terbuka dan sudah di daya gunakan secara optimal. Hanya
melalui orang yang sudah mata hatinya sudah di fungsikan secara semestinya,
orang awam dapat memasuki dunia sufisme, serta menunggu giliranya untuk
terbukanya mata bashirohnya kepada Allah, karena hanya dengan terbukanya pintu
bashirohnya inilah, maka ia dapat menjalani fungsi utamanya di ciptakan di dunia,
yakni untuk bermakrifatullah. Yang harus di ingat adalah bahwa bahwa posisi Roh
Al-Muhammadiyah ini hanya dapat bertahan dan berfungsi pada pribadi rasul, nabi,
auliya’ dan kekasih-kekasihnya. Maka tidak ada pilihan lain bagi diri kita
masing-masing untuk semaksimal mungkin agar dapat menjadi hamba dan kekasih
Allah. Tentu sempat muncul
pertanyaaan , mengapa roh suci ini di turunkan ke dunia yang fana’ ini ? Ia di
hantarkan ketempat yang paling terendah supaya ia dapat kembali ke asalnya
yaitu berpadu dan berdampingan dengan Allah saja atau “innal lillahi wa inna
ilahi rajiun”. seperti ketika ia berada dalam pakaian daging, darah, dan tulang
itu. melalui mata hati Yang ada di dalam wadag-nya, ia dapat selalu menanam,
memelihara dan memupuk benih kesatuan dan ke-esaan, serta berusaha menyuburkan
rasa “berpadu” dan berdampingan” dengan Allah. Demikian menurut Syaikh Abdul
QodirAl-Jaelani (al-jaelani:28). Inilah hakikat roh suci. Adapun ganjaran bagi roh
suci, menurut al-jaelani, adalah melihat makhluk yang pertama dilahirkan. Ketika
itu, ia akan dapat melihat keindahan Allah. Kepadanya di perlihatkan rahasia
illahiah. penglihatan dan pendengaranya menjadi satu. tidak ada perbandingan,
tidak ada persamaan, dengan sesuatu apapun. Dilihatnya kesatuan Jalal
(kegagahan, kemurkaan)dengan sifat Jamal (keindahan, kecantikan) Allah. Sifat Jalal
dan Jamal menjadi satu dalam pandanganya (al-jaelani:27). Inilah kunci kearifan
dirinya sebagai buah makrifat dan hakikat yang telah disaksikan dan dialami
oleh roh suci. Ia mendapat karunia kebeningan dan kesucian batinya berupa
shafa’ al-asror (rahasia-rahasia suci). Dan pengalaman parawali inilah yang
menjadikan benar-benar hidup di sisi tuhannya, walaupun jasad kita kembali
kepada zatnya masing. Inilah kehidupan sejati yang perlu kita capai hidup penuh
dengan kesempurnaan di sisi illahi rabbi………………….
9 JENIS RuH menurut ilmu batin pada diri
manusia terdapat sembilan jenis Roh. Masing-masing roh mempunyai fungsi
sendiri-sendiri. Ke sembilan macam roh yang ada pada manusia itu adalah sebagai
berikut :
1.
Ruh Idofi (Ruh Ilofi) : Adalah ruh yang sangat utama
bagi manusia. Ruh Idofi juga disebut "JAHAR AWAL SUCI", karena ruh inilah maka manusia dapat hidup.
Bila ruh tersebut keluar dari raga, maka manusia yang bersangkutan akan mati.
Ruh ini sering disebut "NYAWA". Ruh Idofi merupakan sumber dari ruh-ruh lainnyapun
akan turut serta. Tetapi sebaliknya kalau salah satu ruh yang keluar dari raga,
maka ruh Idofi tetap akan tinggal di dalam jasad. Dan manusia itu tetap hidup.
Bagi mereka yang sudah sampai pada irodat Allah atau kebatinan tinggi, tentu
akan bisa menjumpai ruh ini dengan penglihatannya. Dan ujudnya mirip diri
sendiri, baik rupa maupun suara serta segala sesuatunya. Bagai berdiri di depan
cermin. Meskipun ruh-ruh yang lain juga demikian, tetapi kita dapat
membedakannya dengan ruh yang satu ini. Alamnya ruh idofi berupa nur terang
benderang dan rasanya sejuk tenteram (bukan dingin). Tentu saja kita dapat
menjumpainya bila sudah mencapai tingkat "INSAN KAMIL".
2.
Ruh Rabbani : Ruh yang dikuasai dan
diperintah oleh ruh idofi. Alamnya ruh ini ada dalam cahaya kuning diam tak
bergerak. Bila kita berhasil menjumpainya maka kita tak mempunyai kehendak
apa-apa. Hatipun terasa tenteram. Tubuh tak merasakan apa-apa.
3.
Ruh Ruhani : Ruh inipun juga dikuasai oleh
ruh idofi. Karena adanya ruh Rohani ini, maka manusia memiliki kehendak dua
rupa. Kadang-kadang suka sesuatu, tetapi di lain waktu ia tak menyukainya. Ruh
ini mempengaruhi perbuatan baik dan perbuatan buruk. Ruh inilah yang menepati
pada 4 jenis nafsu, yaitu :
·
Nafsu
Luwamah (aluamah)
·
Nafsu
Amarah
·
Nafsu
Supiyah
·
Nafsu
Mulhamah (Mutmainah)
Kalau manusia ditinggalkan
oleh ruh ruhani ini, maka manusia itu tidak mempunyai nafsu lagi, sebab semua
nafsu manusia itu ruh ruhani yang mengendalikannya. Maka, kalau manusia sudah
bisa mengendalikan ruh ruhani ini dengan baik, ia akan hidup dalam kemuliaan.
Ruh rohani ini sifatnya selalu mengikuti penglihatan yang melihat. Di mana
pandangan kita tempatkan, di situ ruh ruhani berada. Sebelum kita dapat
menjumpainya, terlebih dulu kita akan melihat bermacam-macam cahaya bagai
kunang-kunang. Setelah cahaya-cahaya ini menghilang, barulah muncul ruh ruhani
itu.
4.
Ruh Nurani : Ruh ini di bawah pengaruh
ruh-ruh Idofi. Ruh Nurani ini mempunyai pembawa sifat terang. Karena adanya ruh
ini menjadikan manusia yang bersangkutan jadi terang hatinya. Kalau Ruh Nurani
meninggalkan tubuh maka orang tersebut hatinya menjadi gelap dan gelap fikirannya. Ruh Nurani ini hanya
menguasai Nafsu Mutmainah saja. Maka bila manusia ditunggui Ruh Nurani maka
nafsu Mutmainahnya akan menonjol, mengalahkan nafsu-nafsu lainnya. Hati orang itu jadi tenteram,
perilakunyapun baik dan terpuji. Air mukanya bercahaya, tidak banyak bicara,
tidak ragu-ragu dalam menghadapi segala sesuatu, tidak protes bila ditimpa
kesusahan. Suka, sedih, bahagia dan menderita dipandang sama.
5.
Ruh Kudus (Ruh Suci): Ruh yang di bawah kekuasaan
Ruh Idofi juga. Ruh ini mempengaruhi orang yang bersangkutan mau memberi
pertolongan kepada sesama manusia, mempengaruhi berbuat kebajikan dan
mempengaruhi berbuat ibadah sesuai dengan kepercayaan yang dianutnya.
6.
Ruh Rahmani : Ruh di bawah kekuasaan ruh
idofi pula. Ruh ini juga disebut Ruh Pemurah. Karena diambil dari kata "Rahman" yang artinya pemurah. Ruh
ini mempengaruhi manusia bersifat sosial, suka memberi.
7.
Ruh Jasmani : Ruh yang juga di bawah
kekuasaan Ruh Idofi. Ruh ini menguasai seluruh darah dan urat syaraf manusia.
Karena adanya ruh jasmani ini maka manusia dapat merasakan adanya rasa sakit,
lesu, lelah, segar dan lain-lainnya. Bila Ruh ini keluar dari tubuh, maka ditusuk
jarumpun tubuh tidak terasa sakit. Kalau kita berhasil menjumpainya, maka
ujudnya akan sama dengan kita, hanya berwarna merah. Ruh jasmani ini menguasai
nafsu amarah dan nafsu hewani. Nafsu hewani ini memiliki sifat dan kegemaran
seperti binatang, misalnya: malas, suka setubuh, serakah, mau menang sendiri
dan lain sebagainya.
8.
Ruh Nabati : Ialah ruh yang mengendalikan
perkembangan dan pertumbuhan badan. Ruh ini juga di bawah kekuasaan Ruh Idofi.
9.
Ruh Rewani :
Ialah ruh yang menjaga raga
kita. Bila Ruh Rewani keluar dari tubuh maka orang yang bersangkutan akan
tidur. Bila masuk ke tubuh orang akan terjaga. Bila orang tidur bermimpi dengan
arwah seseorang, maka ruh rewani dari orang bermimpi itulah yang menjumpainya.
Jadi mimpi itu hasil kerja ruh rewani yang mengendalikan otak manusia. Ruh
Rewani ini juga di bawah kekuasaan Ruh Idofi. Jadi kepergian Ruh Rewani dan
kehadirannya kembali diatur oleh Ruh Idofi. Demikian juga ruh-ruh lainnya dalam
tubuh, sangat dekat hubungannya dengan Ruh Idofi.
1. Manusia dengan Dzikirrullah = Allah Hu Akbar, Allah Hu, Hu Allah termasuk Letak Nafas, Ampas, Tanapas dan Nufus (Tubuh, Kepala, Hati, Nur Kalbu dan Nyawa).
2. Manusia dengan Ma'rifattullah = Islam, Iman dan Kalbu termasuk Dzikir Allah Hu dan Hu Allah. Pengerak Dzikirrullah pada Allah Hu dan Hu Allah ialah Dzikir Nafas (Hakekat Insan Kamil).
Cara berzikir HU ALLAH hendaklah kita mulai dengan lafaz HU dari pusat kita, tarik nafas keatas hingga ke kepala tengadahkan kepala ke langit-langit kemudian hembuskan kuat dgn lafaz ALLAH dengan tenaga kearah pusat dan biarkan menular ke jantung, sebut kalimah HU ALLAH dengan jelas, perlahan (jangan cepat) serta ikuti mahrajnya dgn betul, selama melafazkan HU hendaklah panjang 2 Alif (4 harakat) dan hembuskan dengan lafaz ALLAH pun dengan panjang yang sama, saat sampai di pusat tahan nafas sehingga dapat menyebut seberapa banyak HU ALLAH didalam satu nafas. Pada awal permulaan zikir hendaklah dibuat secara nyaring di mulut tetapi kemudian diperlahankan secara beransur-ansur sehingga tertutup mulut (tidak kedengaran dilafazkan di mulut) dan berzikirlah HU ALLAH didalam hati saja, berzikir sebanyak yang kita mampu dan buat secara istiqomah.
Cara zikir ALLAH HU dimulai dengan lafaz ALLAH dengan panjang 2 Alif (4 harakat) dari pusat naik ke kepala, tengadahkan kepala ke langit-langit, kemudian lafazkan HU dengan bertenaga hembuskan ke pusat hingga terasa mengalir di jantung kita, saat sampai kepusat tahan nafas hingga kita dapat menyebut ALLAH HU seberapa kali dalam satu nafas. Cara buat sama dengan yang diatas.
3. Manusia dengan Tajalil dan Thariq = 4 Anasir (Api, Air, Tanah dan Udara) dinafikan melalaui Alam Insan. Termasuk pada Jasad, Nyawa dan Ruh.
Tajalil menurut ke-imanan ialah Mengenal Tuhan, Mengenal Diri, Mengenal Iman, Mengenal Akal, Mengenal Hati, Mengenal Dzikir, Mengenal Wasillah. Thariq pada diri, meningkatkan ke-imanan pada Tajalil Allah Swt.
4. Manusia dengan Tauhid = Laillahaillallah (kalimat Tuhan) disambung Muhammaddarrasullah (kalimat Rasul). Penjabaran Kalimah Tauhid Tuhan dan Kalimah Tauhid Rasul =
Laillahaillallah-Muhammaddarrasullah, bersambung pada QS. Al-Fathihah dan Al-Ikhlas. Penyaksian pada yang satu ialah Allah dan Muhammad (Dzat, Nur, Muhammad dan Adam).
Pergerakan NUR KALBU: Ber-awal NUR itu keluar dari HATI yaitu PERASAAN yang merupakan ISTANA MUHAMMAD di pancarkan-lah ke PIKIRAN menjadi AKAL yang merupakan ISTANA ALLAH kemudian dari situ-lah keluar menjadi suatu TINDAKAN dan tindakan atau PERBUATAN yang ber-ulang-ulang akan menjadi suatu KEBIASAAN dari kebiasaan menjadi suatu KARAKTER selanjutnya akan menentukan NASIB orang tersebut. Jadi semua ber-awal dari HATI, kita semua bisa “mengatur” HATI atau PERASAAN kita untuk mengubah NASIB kita kearah yang lebih baik.
Catatan: Ber-awal NUR itu keluar dari HATI yaitu PERASAAN yang merupakan ISTANA MUHAMMAD di pancarkan-lah ke PIKIRAN menjadi AKAL yang merupakan ISTANA ALLAH kemudian dari situ-lah keluar menjadi suatu TINDAKAN dan tindakan atau PERBUATAN yang ber-ulang-ulang akan menjadi suatu KEBIASAAN dari kebiasaan menjadi suatu KARAKTER selanjutnya akan menentukan NASIB orang tersebut.
Gerakan Nur Kalbu, memancarkan = Otak, Akal, Ilham, Islam, Iman, Tauhid dan Ma'rifat. Jadi semua ber-awal dari HATI, kita semua bisa “mengatur” HATI atau PERASAAN kita untuk mengubah NASIB kita kearah yang lebih baik
MUHAMMAD + RASUL + ALLAH =
Muhammad itu menyatakan rahasia Allah
Perjalanan REINKARNASI
Aku pernah berada dalam keadaan AN-ORGANIK (Mineral), dan mulai menerima Pertumbuhan. Kemudian aku mati sebagai TUMBUHAN dan menjadi HEWAN.
Aku mati sebagai HEWAN dan menjadi ADAM (MANUSIA), lalu kenapa aku harus takut, ketika maut menjemput?
Pada perubahan berikutnya aku mati sebagai MANUSIA, hingga aku naik dan menegadahkan wajah-ku bersama para MALAIKAT.
Dan aku harus melepaskan diri dari (keadaan) MALAIKAT : “SEGALA-NYA AKAN MUSNAH KECUALI WAJAH-NYA”.
Sekali lagi aku harus ber-korban dan meninggal sebagai MALAIKAT, aku akan menjadi SESUATU YANG TAK TERBAYANGKAN sebelumnya.
Kemudian aku menjadi KETIADAAN , ketiaadan membisikkan ditelinga-ku nyayian merdu “SESUNGGUHNYA KEPADA-NYALAH KITA KEMBALI”.
INNALILLAHI WAINNAILLAIHI ROJIUN
Demikian-lah
sebelum menjadi dan berada dalam Kerajaan Manusia terlebih dahulu kita
telah berada pada Dunia Mineral, Tunbuh-tumbuhan dan Hewan baru
kemudian menjadi Manusia.
INILAH NYAWA MANUSIA
(RO = Nafas, SYIN = Amfas, WAU = Tanafas, LAM = Nufus)
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
- DiDalam proses mentajalikan Jasad manusia yang menanggung Rahasia Allah s.w.t. semua-nya terkandung di dalam kalimat : BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM.
- Waddi
- Mani
- Manikam
Kalimat BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM Adalah : membicarakan segala aspek kejadian JASAD manusia, kaitannya dengan ZATULHAQ.
Ber-awal BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM mengandung 20 Huruf termasuk satu huruf gaib yaitu huruf ALIF yang ada pada awal BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, maka disini boleh-lah ditulis :
Hal ini membawa arti kepada sifat Dua Puluh-Nya Allah s.w.t.
PENJABARAN HURUF YANG ADA PADA KATA BISMILLAH
- Huruf ALIF BATIN yang ada pada permulaan BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM itu menyatakan Hakekat daripada Rahasia Allah yang ditajalikan dari Alam Gaibul Gaib.
- Huruf BA pada BISMILLAH itu adalah hakekat dari Mani yang mengandungi Rahasia Allah.
- Huruf SYIN pada BISMILLAH itu adalah Hakekat Sperma pada mani yang mengandung diri Rahasia Allah.
- Huruf MIM pada BISMILLAH itu mengisyaratkan pada Af’al Mani (sperma).
- Huruf ALIF pada BISMILLAH itu adalah hakekat saluran Mani melalui batang kemaluan lelaki.
- Huruf LAM LAM pada BISMILLAH itu mengisyaratkan kepada bekas Mani.- Huruf HA pada BISMILLAH itu adalah hakekat kemaluan Perempuan.
20 SIFAT ALLAH DALAM KALIMAT ” BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM:
Adapun Hakekat BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM itu adalah Makrifat-nya antara kemaluan lelaki dan perempuan yang menjadi penyampai Rahasia Allah untuk ditanggung oleh umat manusia..
Penyampai-an atau pemindahan diri Rahasia Allah ke Hakekat manusia itu dibuat melalui Proses Persetubuhan (sex) antara lelaki dan perempuan..
Ber-awal Hakekat Titik pada huruf BA itu adalah Hakekat Ulat Mani (sperma) yang mengandung Diri Rahasia Allah s.w.t dan huruf HA itu adalah Hakekat kemaluan perempuan (Burit).
Adapun huruf ALIF yang ada pada permulaan BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM itu adalah letaknya pada martabat ZAT semata – mata yaitu pada LATA’YAN,
Huruf BA itu adalah letaknya martabat SIFAT yaitu martabat LATA’YAN AWAL atau dinamakan juga martabat Noktah Awal,
Dan huruf SYIN itu adalah letaknya pada martabat ASMA yaitu pada martabat LATA’YAN TANI atau martabat Noktah Dua.
Sedangkan huruf MIM itu letaknya pada martabat AFF’AL yaitu pada martaba ALIF yaitu martabat INSANUL KAMIL atau martabat Hakekat sebenar-nya MANUSIA..
Selanjutnya “ALLAH” adalah hakekat kandungan yaitu Diri Rahasia yang lengkap pada martabat KAMIL MULKAMIL maka terkandung-lah ia-nya akan ZAT, SIFAT, ASMA dan AFF’AL.
(ZATUL-HAQ, SIFATUL-HAQ, ASMAUL-HAQ DAN AFFALUL-HAQ)
Firman Allah dalam Al-Qur’an
Surah Thoha ayat 55
MINHA KHOLAQNAKUM WAFIHA NU’IDUKUM WAFIHA NUKHRIJUKUM TAROTAN UKHRO
MINHA KHOLAQNAKUM : Dari “HA” kamu diciptakan,
WAFIHA NU’IDUKUM : dan dari “HA” ini kamu dimasukan.
WAFIHA NUKHRIJUKUM TAROTAN UKHRO : dan dari “HA” ini juga kamu dikeluarkan.
Tanda-tanda Kematian pada diri seorang manusia
Junjungan besar kita Nabi Muhammad s.a.w. pernah bersabda:
"Tiada seorang hambapun mengucapkan 'BISMILLAH
HIRRAHMAN NIRRAHIM" kecuali Allah s.w.t. perintahkan para malaikat yang
bertugas mencatat amal manusia untuk mencatat dalam buku amalnya empat ratus (400) kebaikan."
Basmallah sebuah kalimat yang tidak asing bagi seorang
muslim. Basmallah diucapkan ketika akan memulai setiap perkara yang bermanfaat.
Rasulullah bersabda, “Setiap perkara yang tidak dimulai dengan bismillah (dalam
riwayat lain: dengan mengingat Allah), maka amalan tersebut terputus (kurang)
keberkahan-Nya.”
Dengan Basmalah kita mampu melindungidiri dari kejahatan memasuki arena kehidupan kita, dengan basmalah kita
mampu menarik segala kebaikan. Namun, Basmalah tidak sekedar ucapan saja tapi
ada substansi dasar yang harus dimengerti dan dipraktekkan. Disitulah letak
rahasianya.
Bismillah (Dalam Nama Allah) adalah awal dari segala sesuatu
yang baik, jadi kita akan mulai dengan itu. Frase ini terpujilah tanda Islam,
satu terus-menerus dibacakan oleh semua makhluk melalui lidah mereka disposisi.
Jika Anda ingin melihat sumber yang tak habis-habisnya kekuatan dan berkat,
maka yakin dan manfaatkanlah power Basmalah ini.
Ini adaalah Rahasia terbesar dalam Islam yang pada saat ini
para Umatnya belum mampu memanfaatkannya. Ada energi besar yang terkandung
Basmalah ini. Namun, kehingar-bingaran dunia menjadikannya tak berampuh lagi
tak bertuan. Seakan-akan keberadaannya hanyalah sebuah simbolik dalam
melafaskan ayat-ayat yang lain. Ini hanyalah
sebuah kritik bahwa Islam itu memiliki momen dan peluang energi yang besar
dalam bentuk real namun jadi begitu polemik dalam kalangan Islam sendiri. kita sibuk mengkafirkan sesama.
D. Beberapa Keutamaan Bismillah
Junjungan besar kita Nabi Muhammad s.a.w. pernah
bersabda:“Tiada seorang bambapun mengucapkan
‘BISMILLAHHIRRAHMANNIRRAHIM”kecuali Allah s.w.t. perintahkan para malaikat yang
bertugas mencatat amal manusia untuk mencatat dalam buku induknya empat ratus
(400) kebaikan.”KHASIAT BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIMBasmallah sebuah kalimat yang
tidak asing bagi seorang muslim.
Basmallah diucapkanketika akan memulai setiap
perkara yang bermanfaat. Rasulullah bersabda, “Setiap perkarayang tidak dimulai
dengan bismillah (dalam riwayat lain: dengan mengingat Allah), maka amalan
tersebut terputus (kurang) keberkahan-Nya.”Syekh Muhd.Abdul berkata didalam
tafsirnya : “Al-Qur’an itu Imam dan ikutankita,karena itu Al-Qur’an dimulai
dengan kalimat ini,yaitu dengan Bismillah.Itu satu petunjuk bagi kita agar
sekalian perbuatan kita dimulai dengan membaca Bismillah.”Dzikir kalimat
basmalah ini mengandung keutamaan, diantaranya sebagai berikut:Dilindungi Allah
dari gangguan Jin dan SetanDan sabda Rasulullah: “Penghalang antara mata jin
dan aurat Bani Adam, apabila salahseorang dari mereka melepas pakaiannya, ialah
dengan membaca Bismillah.”“Apabila seorang masuk ke rumahnya dan mengingat
Allah (berdzikir) ketika masuknya dan ketika makan, maka setan berkata: “Tidak
ada tempat istirahat dan makan malam untuk kalian.” Dan apabila ia masuk dan
tidak mengingat Allah ketika masuk, maka setan berkata: “Kalian telah
mendapatkan tempat istirahat.” Dan apabila ia tidak mengingatAllah ketika
makan, maka ia berkata:”Kalian mendapatkan tempat istirahat dan makan malam”
Di riwayatkan didalam Tafsir Al-Kabir dari Abi Hurairah r.a,
bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Ya Aba Hurairah jika engkau hendak
berwudhu maka ucapkan ‘Bismillahir rahmanir rahim’ maka malaikat yang menjagamu
tidak akan beristirahat untuk terus mencatat kebaikan untukmu hingga engkau
selesai berwudhu. Dan jika engkau hendak mempergauli isterimu maka ucapkan
‘Bismillah’, sungguh malaikat yang menjagamu akan terus menulis kebaikan
untukmu hingga engkau janabah (mandi), dan jika isterimu melahirkan seorang anak
dari hasil pergaulanmu itu maka dituliskan bagimu kebaikan sebanyak bilangan
nafas anak itu dan sebanyak bilangan keturunannya sampai tidak tersisa satu
orangpun dari mereka”.
Dan juga di riwayatkan bahwasanya Nabi SAW bersabda:
“Tidaklah salah seorang masuk kedalam rumahnya kecuali diikuti oleh syetan,
apabila dia masuk kedalam rumahnya dengan mengucap ‘Bismillahir rahmanir rahim’
maka syetan berkata: Tidak ada celah masuk untukku dirumah ini. Dan apabila dia
hendak makan lalu mengucap ‘Bismillahir rahmanir rahim’, syetan berkata: Tidak
ada makanan untukku ditempat ini. Dan apabila dia hendak minum mengucap
‘Bismillahir rahmanir rahim’ syetan berkata: Tidak ada minuman untukku ditempat
ini. Dan jika dia hendak berbaring mengucap ‘Bismillahir rahmanir rahim’,
syetan berkata: Tidak ada pembaringan untukku ditempat ini. Akan tetapi jika
dia tidak membaca ‘Bismillahir rahmanir rahim’ ketika masuk rumah maka syetan
akan ikut masuk bersamanya, jika dia tidak membacanya ketika hendak makan maka
syetan ikut makan bersamanya, jika dia tidak membacanya ketika hendak minum
maka syetan mendahului meletakkan mulutnya pada gelas itu, dan apabila dia
hendak bersetubuh dengan isterinya tanpa membaca ‘Bismillah’, maka syetan ikut
bersetubuh dengannya, sehingga lahirlah anak-anak yang kurang ajar, sebagian
ada yang buta, sebagian cacat, sebagian timpang/pincang, sebagian fasiq, dan
sebagian lagi kafir, dan lain sebagainya”.
1. Beberapa khasiat Bismillah ( ijazah umum )
Doa Penyembuh,Doa pengasihan,doa pelindung dan pembuka
rejeki yang di berikan dengan ijazah khusus dapat anda lihat di Doa mustajab
1.Menumbuhkan Wibawa
yang Besar.
Bila kalimat bismillah (huruf arab) ditulis pada kertas
sebanyak 600 kali dengan tatacara yang benar. Kemudian dilipat dan dibawa
kemana pun anda pergi, InsyaAllah tidak ada orang yang akan mencelakai anda,
pancaran aura anda akan terlihat berkali lipat lebih berwibawa dihadapan kawan
maupun lawan.
2. Menghindarkan dari
sesuatu yang tidak diinginkan.
Bila kalimat bismillah (huruf arab) ditulis pada kertas atau
kain sebanyak 113 kali pada permulaan bulan Muharam disertai dengan tatacara
yang benar kemudian dibawa kemana saja anda pergi. InsyaAllah anda akan
terhindar dari sesuatu yang anda benci.
3. Mendatangkan
Bermacam Hajat.
Bacalah bacaan basmallah sebanyak 12000 kali dan setiap
selesai 1000 kali baca shalawat:”Allahumma sali wa sallim ala sayyidina
Muhammad.” Lalu berdoalah pada Allah apa yang diminta, InsyaAllah segera
terkabul.
4. Melariskan
Dagangan.
Karomah / khasiat basmallah dapat juga untuk tujuan
melariskan dagangan, selama barang dagang tersebut HALAL, dengan cara membaca
kalimat basmallah sebanyak 786 kali, setiap hari selama 7 hari berturut-turut.
InsyaAllah dagangan anda dalam waktu cepat atau lambat akan semakin laris.
5. Mencerdaskan akal.
Bacakan kalimat basmallah pada segelas air yang biasa kita
minum (banyaknya air sesuai kebutuhan) sebanyak 786 InsyaAllah akan mudah
menghafal sesuatu dan otaknya bertambah cerdas. Lakukan ikhtiar ini selama 7
hari berturut-turut. Bisa untuk diri pribadi, anak, atau orang lain. kali pada
saat matahari sedang terbit atau menjelang terbit. Kemudian minumkan pada orang
yang dikehendaki
6. Aman dari gangguan
setan.
Bacalah kalimat basmallah sebanyak 21 kali ketika akan
menjelang tidur. Usahakan jangan mengatakan sesuatu setelah membaca basmallah
sampai akhirnya tertidur. InsyaAllah tidur anda akan tenang dan aman dari
gangguan setan / mimpi buruk.
7. Memperlancar
Persalinan.
Caranya kalimat basmallah ditulis di dalam gelas, lalu
dituang dengan air zam-zam atau air tawar kemudian diminumkan kepada orang yang
susah melahirkan. InsyaAllah akan mempermudah melahirkan.
8. Dan diantara
khasiat ‘BISMILLAHHIRRAHMANNIRRAHIM” dan ‘LA HAU LAWALA QHU WATAILLA
BILLAHI ALIYIL AZIM” maka ia dihindarkan daripada tujuh puluh musibah diluar
keperihatinan, kesusahan, penyakit akal .
9. Barangsiapa
membaca ‘BISMILLAHHIRRAHMANNIRRAHIM” 21 kali ketika hendak tidur maka ia
aman dari syaitan laknatullah, kecurian, maut mendadak dan bala.
10. Barangsiapa
membaca ‘BISMILLAHHIRRAHMANNIRRAHIM” ketika hendak bersetubuh (jimak) maka
anaknya kelak cerdas dan terbuka hatinya serta menjadi anak yang soleh dan
baginya kebajikan sejumlah tarikan nafas anaknya itu.
11. Barangsiapa
membaca ‘BISMILLAHHIRRAHMANNIRRAHIM’ 41 kali pada telinga orang yang pingsan
maka ia akan segera siuman (sadar).
12. Barangsiapa
membaca ‘BISMILLAHHIRRAHMANNIRRAHIM” 313 kali dan selawat atas Nabi
Muhammad s.a.w. 100 kali pada hari Ahad disaat matahari terbit dengan menghadap
kearah Kiblat maka Allah s.w.t. memberi rezeki
tanpa diduga bersamaan fadhal dan kemurahan Allah s.w.t.
13. Barangsiapa
membaca ‘BISMILLAHHIRRAHMANNIRRAHIM” 786 kali lalu ditiupkan pada air lalu
diminumkan kepada orang yang bebal selama tujuh (7) hari disaat matahari terbit
maka sembuhlah kebebalannya dan ia akan hafal
apa yang didengarnya.
14. Barangsiapa
membaca ‘BISMILLAHHIRRAHMANNIRRAHIM” 50 kali dihadapan orang yang zalim
atau penguasa yang bengis maka ia akan tunduk atau ketakutan.
15. Terpelihara Dari
Rasukan Jin Dan Syaitan – Tulis sebanyak 35 kali lalu pasangkan pada pintu.
InsyaAllah,makhluk gaib tidak akan berani
masuk.
16. Barangsiapa menulis ‘BISMILLAHHIRRAHMANNIRRAHIM”
101 kali diatas kertas lalu diletak disawah padinya maka sawahnya akan subur
dan terpelihara dari bencana dan kalau dituliskan pada kain kafan 70 kali maka
mayatnya yang berselimutkan kain kafan itu akan aman dari bahaya Munkar dan
Nakir juga ia terlindung dari siksa kubur.
17. Barangsiapa
menulis ‘ARRAHMANIRRAHIM’ sebanyak 50 kali khalimat tersebut didalam bahasa
Arab lalu dibawa dan pergi kehadapan orang yang zalim maka ia akan aman dari
keburukannya, dan saat menghadap itu bacalah ‘BISMILLAHHIRRAHMANNIRRAHIM’
sebanyak 50 kali.
18. Ikhtiar mohon
anaknya hidup dan sehat: tulislah ‘BISMILLAHHIRRAHMANNIRRAHIM’ dengan huruf
Arab lalu dipakaikan kepada perut perempuan yang sedang hamil itu.
19. Mohon maju
perniagaannya: bacalah ‘BISMILLAHHIRRAHMANNIRRAHIM’ sebanyak 786 kali
dihadapan dagangannya lalu dihembuskan. Demikianlah dilakukan selama 7 hari.
(Is’adurrafiq)
20. Ikhtiar mendapat
ikan dengan cepat: Tulislah ‘BISMILLAHHIRRAHMANNIRRAHIM’ diatas timah lalu
diletakkan pada jaring atau kail. Insyaallah berduyun-duyun datang ikan dari
segala penjuru.
2. Macam macam bismillah
Ada sebagian orang yang memberi nama
bagi bismillah yang disatukan dengan asma asmaAllah lainnya ,diantaranya:
A. Bismillah
Tunggal/Awal :
“Bismillaahil la-dzi laa ya-dhur-ru ma’asmihi syai-un fil ardhi walaa
fis-samaa’i wahuwas samii’ul aliim”
Artinya:
Dengan nama Allah,
yang bersama namaNya, tidak ada sesuatu pun yang membahayakan, baik di bumi
maupun di langit dan Dia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui
*Di baca 3x setiap
pagi dan sore maka akan di hindarkan dari segala penyakit.insya allah
B. Bismillah lima ( 5
):
“Bismillaahir rohmaanir rohiim, Bismillaahisy syafi, bismillaahil kaafi
bismillaahil mu’aafi, Bismillaahil la-dzi laa ya-dhur-ru ma’asmihi syai-un fil
ardhi walaa fis-samaa’i wahuwas samii’ul aliim”
Artinya :
Dengan nama Allah
yang maha pemurah lagi maha penyayang
Dengan nama Allah
yang menyembuhkan
Dengan nama Allah
yang mencukupi
Dengan nama Allah
yang memberi kesejahteraan
Dengan nama Allah,
yang bersama namaNya, tidak ada sesuatu pun yang membahayakan, baik di bumi
maupun di langit dan Dia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui
C. Bismillah enam ( 6 ):
Bismillaahis samii'il bashiir,
alladzii laisa kamitslihii sya-un wahuwa bikulli syai-in 'alim.
Bismillahil khallaqil'aliim,
alladzii laisa kamitslihii syai-un wahuwal fattaahul 'aliim.
Bismillaahil ladzii laisa
kamitslihii syai-un wahuwal 'aliimul qaBiir
Bismillaahil ladzii laisa
kamitslihii syai-un wahuwal 'aliimul qadiir.
Bismillaahil 'aziizil kariim,
alladzii laisa kamitslihii syai-un wahuwal 'aziizul kariim.
Bismillaahil ghafuurir rahiim,
alaadzii laisakamits lihii sya-un wahuwal ghafuurur rahiim. Fallaahu khairun
haafizhan wahuwa arhamur rahimiin.
Artinya:
1.Dengan
nama Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat, Dzat yang tiada sesuatu pun
yang serupa denganNya, dan Dia Allah dengan segala sesuatu itu Maha itu Maha Mengetahui.
2.Dengan
nama Allah Yang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui, Dzat yang tiada sesuatu pun
yang serupa denganNya, dan Dia Maha Pembuka
rahmat lagi Maha Mengetahui.
3.Dengan
nama Allah, Dzat yang tiada sesuatu pun yang serupa denganNya, dan Dia Maha
Mengetahui lagi Maha Teliti.
4.Dengan
nama Allah, Dzat yang tiada sesuatu pun yang serupa denganNya, dan Dia Maha
Mengetahui lagi Maha Kuasa.
5.Dengan
nama Allah Yang Maha Bijak sana lagi Maha Pemurah, Dzat yang tiada sesuatu pun
yang serupa denganNya, dan Dia Maha Bijaksana lagi Maha Pemurah.
6.Dengan
nama Allah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, Dzat yang tiada sesuatu pun
yang serupa denganNya, dan Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, maka Allah
itu sebaik baik Tuhan yang memelihara dan Dia-lah Maha Rahim''
3. *KHASIAT BISMILLAH 6*
1.Makbul
segala hajat dan cita-cita.
2.Luas
rezkinya.
3.Jika
ditiup kepada perempuan niscaya kasih ia kepada kita.
4.Menang
dalam peperangan.
5.Penerang
hati.
6.Dijauhkan
dari segala penyakit.
7.Dibaca
70 kali tiap-tiap hari aman dari ancaman raja-raja dan pembesar yang zalim yang
hendak membunuhnya.
8.Dibaca
ditempat yang suci niscaya dapat melihat malaikat, jin dan syaitan.
9.Dibaca
dimalam jumaat 20 kali bisa melihat orang didalam kubur.
10.Aman
dari binatang2 buas.
11.Air
laut menjadi tawar.
12.aman
dari pembunuhan.
13.Jika
ditulis dan dijadikan azimat atau dibaca pada sawah aman daripada ancaman babi,
tikus atau burung.
14.
selamat daripada bahaya musuh.
15.selamat
dari tenggelam dilaut.
16.Jika
dibaca pada minyak malam jumaat tiga kali memudahkan perempuan beranak jika
meminumnya.
17.Orang
yang tuli jika dibaca pada telinganya
selama 7 hari niscaya bisa mendengar.
18.Orang
gila atau yang dirasuk oleh iblis apabila dibaca ditelinga tiga kali insyaallah
lari iblisnya.
19.penawar
segala jenis bisa termasuk bisa sengat binatang seperti lebah, ular dan ikan.
20.Penawar
segala jenis racun ghaib buatan manusia
Sekian dulu dari saya,semoga ini bisa bermanfaat bagi kita
semua.
bagi anda yang merasa mempunyai beberapa masalah dalam
kehidupan anda bisa melihat
Doa Penyembuh,Doa pengasihan,doa pelindung dan pembuka
rejeki yang di berikan dengan ijazah khusus dapat anda lihat di Doa mustajab
Dengan harapan dari sekian banyak jenis doa yang saya
ijazahkan secara khusus ada yang sesuai dengan masalah anda...amiin
)~>Wassalam, Barakallahu Wafiikum <~(
Izin mengamalkannya
BalasHapusSalam Kenal ... saya Ari Yuniasmono, mohon maaf bisakah saya diinformasikan asal mula kalimat Alam Gaibul Gaib pada kalimat dibawah ini dan apakah ada buku/kitab yang membahas Alam Gaibul Gaib? terima kasih
BalasHapus- Huruf ALIF BATIN yang ada pada permulaan BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM itu menyatakan Hakekat daripada Rahasia Allah yang ditajalikan dari Alam Gaibul Gaib.
Mantap bang.
BalasHapusSaya lebih terkesan dengan chanel ayat tersirat, disitu dijelaskan siapa itu nur muhamamad.
BalasHapusSaya tadinya pengamal toriqoh almuktabarah dan lama mendalami tasawuf dari berbagai ulama sufi, tapi masih hampa hingga terdampar di chanel youtube ayat tersirat.
Maaf hanya berbagi pengalaman.
Sangat bermanfaat,,, saya pernah d ijazahi bismillah, tapi tidak tahu makna sejelas ini. ,,,🙏🙏
BalasHapusTerima kasih semoga bermanfaat
BalasHapussyech untuk tarekat satariyah Di kalimantan Sekara Ada dimana Dan siapa
BalasHapusBoleh Di copy gk pak admin?
BalasHapusmantap bos ku...ikut belajar bolehkan! makasih telah berbagi ilmu nya, smoga berkah ilmu nya.
BalasHapusAku perna bermimpi di kasi sama orangtua amalan katanya itu nama allah yang dicari banyak orang tapi anehx amalan itu ada pada lafas bismillah
BalasHapusBismillahirrahmanirrahim itu induk dari segala ayat dalam Al-Qur'an, Inshallah jika Allah mengizinkan terpecahkan Bismillahirrahmanirrahim beserta yg tersirat nya akan merasakan perubahan hidup yg jauh lebih baik , salam dari hamba Allah sang pencari doa sampai bukan hamba Allah yg gemar menuntut ilmu2 duniawi ..
BalasHapusTerimakasih ilmunya,semoga penulis selalu dlm RahmatNYA...
BalasHapusnyuwun barokahe yai..!🙏🏻
Makasih atas penjeladsnnya,semoga diberkahi Allah
BalasHapusBarakalloh
BalasHapusQobiltu
BalasHapusBismillahirrohmaanirrohim
BalasHapusQobiltu keilmuan dan ijazah
Qobiltu
BalasHapusMak kasih atas pencerahannya
BalasHapusSemoga manpaat dunia akhirat
BalasHapusBeuh kupasanya mantap
BalasHapus